Purbalingga, serayunews.com
Kecelakaan bus wisata yang mengangkut 53 penumpang, mendapat perhatian Polda Jateng. Ditlantas Polda Jateng, dan Dishub Prov Jateng turun langsung ke TKP, Dusun Bayeman, Desa Tlahab, Purbalingga. Selain evakuasi mobil, hari itu juga dilakukan olah TKP.
Kasat Lantas Polres Purbalingga AKP Rizky Widyo Pratomo menyampaikan, armada bus sudah dievakuasi. Bus ditarik dengan menggunakan dua kendaraan derek. Petugas juga telah melakukan olah TKP, bersama tim dari Dishub, dan Ditlantas Polda Jateng.
“Ada tim Traffic Accident Analysis Dit Lantas Polda Jateng, BPJ Wil Cilacap, Dishub Prov, turun ke lokasi untuk melakukan pemeriksaan,” kata AKP Rizky, Jumat sore.
Sampai saat ini, petugas belum bisa memastikan secara pasti penyebab utama kecelakaan. Kesimpulan sementara faktor kecelakaan karena kesalahan manusia atau human error.
“Belum bisa kami pastikan, kami masih mendalami dulu,” ujarnya.
Termasuk penetapan tersangka, sampai saat ini juga belum ada. Polisi belum bisa melakukan pemeriksaan kepada sopir. Sebab, sopir bus yang menabrak tebing itu masih menjalani perawatan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Bobotsari.
“Belum (menetapkan, red), sopir masih dirawat di PKU, biar pemulihan dulu,” kata dia.
Diberitakan sebelumnya, kecelakaan bus yang mengangkut rombongan pelajar MI Mihtaful Arif Kudus, terjadi pagi buta sekitar pukul 05.20 WIB. Puluhan korban luka-luka langsung dievakuasi ke sejumlah fasilitas kesehatan. Mulai dari Puskesmas Karangreja, PKU Muhammadiyah, dan RSUD Goeteng Taroenadibrata.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, ada 13 orang dilarikan ke RSUD Goeteng. Satu orang meninggal dunia, dilakukan penanganan di raung jenazah. Sedangkan 12 orang lainnya, langsung ditangani di ruang instalasi gawat darurat (IGD).
“Satu korban MD di kamar jenazah,12 korban di IGD. Sementara sedang proses pemeriksaan penunjang, rontgen dan lain lain,” kata Direktur RSUD Goeteng Taroenadibrata, dr Hanung Wikanto, Kamis siang.
Jumlah 12 orang itu, sebagian mengalami luka cukup serius. Sebagian lainnya luka ringan. Sehingga, ada yang perlu dilakukan penanganan lebih intensif.
“Tadi masih menunggu keluarga, termasuk untuk persetujuan tindakan selanjutnya,” ujarnya.
Sementara itu, di RS PKU Muhammadiyah Bobotsari, ada 14 orang yang dirawat. Namun hanya 8 korban menjalani tindakan dan rawat inap.
“Dari 14 orang korban, setelah dilakukan tindakan, ada delapan yang menjalani rawat inap,” kata Retno Santianingsih, humas RS PKU Muhammadiyah Bobotsari.
Disampaikan bahwa delapan orang korban yang menjalani rawat inap, rata-rata mengalami luka patah tulang.
“Ada patah kaki, clavicula, lengan. Kebanyakan kaki mungkin terjepit jok,” ujarnya.
Sedangkan para korban lain, yang mengalami luka relatif ringan, dan tidak perlu menjalani rawat inap. Beberapa di antaranya sudah mulai diantar pulang ke Kudus.
“Untuk saat ini baru 1 yang dijemput keluarganya, lainya masih di IGD RSU PKU Muhammadiyah,” katanya.
Retno menjelaskan, bahwa pihak RSU PKU Muhammadiyah juga melakukan koordinasi dengan ambulan relawan. Mereka akan membantu untuk mengantar pasien ke Kudus.
“Kami juga koordinasi dengan ambulans relawan untuk membantu mengantar pasien-pasien tersebut kembali ke Kudus secara estafet,” kata dia.