
SERAYUNEWS – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kembali mengingatkan masyarakat mengenai keberadaan zona megathrust di Indonesia yang berpotensi menimbulkan gempa besar dan tsunami.
Informasi ini bukan bertujuan menimbulkan kepanikan, melainkan sebagai bentuk kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi bencana alam di masa depan.
Dalam penjelasan resminya, BMKG menegaskan bahwa peringatan mengenai potensi gempa megathrust bukanlah prediksi waktu kejadian.
Hingga saat ini, belum ada teknologi di dunia yang dapat memperkirakan secara pasti kapan gempa akan terjadi.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang, waspada, dan memahami langkah-langkah kesiapsiagaan bencana.
Zona megathrust adalah wilayah pertemuan dua lempeng tektonik besar di mana salah satu lempeng menunjam ke bawah lempeng lainnya.
Proses pertemuan ini menyebabkan akumulasi energi yang, ketika dilepaskan, dapat memicu gempa bumi dengan magnitudo besar di atas 8,0 dan berpotensi menimbulkan tsunami.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tragedi tsunami Aceh tahun 2004 menjadi contoh nyata dari gempa megathrust.
Peristiwa tersebut terjadi akibat pergerakan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, menghasilkan gempa berkekuatan 9,1–9,3 skala Richter dan tsunami dahsyat yang menelan ratusan ribu korban jiwa.
Berdasarkan informasi yang dirilis melalui akun resmi BMKG, Indonesia memiliki 13 zona megathrust aktif yang tersebar di berbagai wilayah. Berikut penjelasannya:
Dari sejumlah zona tersebut, BMKG memberi perhatian khusus terhadap segmen Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Dua wilayah ini termasuk dalam kategori seismic gap, yaitu area yang sudah lama tidak melepaskan energi tektonik sejak gempa besar terakhir pada tahun 1757 dan 1797.
Kondisi ini berarti potensi akumulasi energinya cukup besar dan bisa menimbulkan gempa signifikan di masa depan.
BMKG menekankan bahwa kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana merupakan kunci utama dalam mengurangi risiko korban jiwa.
Masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir atau dekat zona rawan gempa diminta untuk memahami langkah-langkah mitigasi berikut:
Selain itu, pemerintah daerah juga diimbau memperkuat sistem peringatan dini dan melakukan edukasi publik secara berkala agar masyarakat lebih siap menghadapi kemungkinan bencana.
Dengan memahami zona-zona megathrust dan menerapkan langkah mitigasi yang tepat, masyarakat diharapkan tidak panik namun tetap waspada.
Langkah kecil seperti mengenali rute evakuasi dan mengikuti simulasi bencana dapat menjadi penyelamat di saat genting.***