SERAYUNEWS-Musim kemarau panjang menyebabkan ribuan hektare lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Purbalingga ditelantarkan dan belum ditanami. Kondisi tersebut disebabkan minimnya pasokan air.
“Hingga pertengahan Oktober hujan sudah turun tapi belum merata. Kondisi ini menyebabkan sejumlah lahan pertanian belum ditanami. Bisa saja ini menyebabkan musim tanam Oktober mundur menjadi November,” kata Kepala Dinas Pertanian (Dipertan) Kabupaten Purbalingga Mukodam kepada serayunews.com, Selasa (17/10/2023).
Lahan pertanian tersebut luasnya sekitar 2000 hektare (ha) masing-masing berada di Kecamatan Kejobong, Kaligondang, Bukateja, Kalimanah dan Kemangkon. Dia menyampaikan dampak kemarau menurunkan debit air irigasi cukup berpengaruh terhadap luas panen lahan sawah di Purbalingga.
“Awal kemarau sudah kami sosialisasikan kepada masyarakat petani agar hemat penggunaan air, berganti komoditas ke palawija atau sayuran yang tidak membutuhkan banyak air dan jika tanam padi agar menggunakan varietas padi genjah yang umurnya pendek,” ungkapnya.
Disampaikan juga, dampak kemarau yang sangat terasa adalah terjadinya penundaan olah tanah dan tanam, sehingga berdampak pula pada capaian luas panen di tahun 2023 ini. Jika sampai akhir Oktober belum dapat tanam, apalagi belum olah tanah, tentu dapat dipastikan tidak dapat panen tahun ini.
“Jika musim tanam baru dimulai November atau Desember maka baru tahun depan akan panen,” ujarnya.
Dia juga menambahkan, Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan bahwa kemarau diperkirakan aka terjadi sampai Februari 2024. Tetapi ada prediksi dari BMKG juga bahwa wilayah Jawa Tengah bagian barat selatan dimungkinkan mulai ada hujan pada pertengahan Oktober.
“Wilayah Purbalingga sudah mulai ada hujan, bahkan di beberapa wilayah cukup deras seperti Karangreja, Rembang. Kami berharap akan disusul hujan yang cukup lebat dan merata, karena hujan akan sangat membantu penyediaan air untuk pertanian,” imbuhnya.
Dalam kesempatan terpisah Koordinator Balai Penyuluh Lapangan (BPP) Kecamatan Karangjambu, Yoseano Rubi Indrajanto mengatakan baru sebagian kecil petani di wilayahnya yang mulai melaksanakan musim tanam. Masing-masing di Desa Sanguwatang dan sebagian Karangjambu. “Petani masih kesulitan air karena kemarau panjang masih terjadi,” tuturnya.