SERAYUNEWS— Polisi membubarkan aksi demonstrasi mendukung hak angket dan pemakzulan Jokowi di depan gedung DPR pada Selasa malam (19/3). Aksi Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) mulai 14.00 WIB tetap bertahan di lokasi sampai akhirnya polisi memukul mundur pada 20.30 WIB.
Aksi demo itu menuntut Presiden Joko Widodo mundur dari jabatannya hingga mendorong hak angket untuk menelusuri dugaan kecurangan dalam Pilpres 2024
Massa membentangkan spanduk hingga pamflet-pamflet protes terhadap Pemilu 2024 dan kebobrokan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Di antaranya bertuliskan “Tolak Pemilu Curang!”, “Jokowi Bapak Nepotisme”, hingga “Turunkan dan Adili Jokowi Perusak Konstitusi dan Demokrasi”.
Presidium GPKR Didin S Danmahuri mengatakan rentetan kejanggalan dalam proses pemilu harus pemerintah usut. Salah satunya seperti putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait batas usia presiden dan wakil presiden hingga bantuan sosial (bansos). Dia juga mengatakan angket DPR juga bisa memberi kesimpulan untuk menurunkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari jabatannya.
“Hak angket adalah keniscayaan. Tetapi ujungnya haruslah kita minta pertanggungjawaban presiden agar mundur atau dimundurkan rakyat,” tegasnya.
Sementara itu, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin turun gunung terlibat langsung di aksi ini. Dalam orasinya, Din Syamsuddin menyebutkan bahwa pemimpin di Indonesia telah merampas hak rakyat dengan intimidasi serta iming-iming bantuan sosial.
“Bukan hanya pemilu curang, brutal, kejam, penuh dengan penipuan dan manipulasi, tapi ini semua adalah kejahatan terhadap rakyat dan kejahatan terhadap kedaulatan rakyat,” kata Din di atas panggung orasi.
Selain itu, dengan tegas Din Syamsuddin juga meminta agar segera makzulkan Presiden Jokowi.
“Kemudian, Saudara-saudaraku, karena sumber masalah, sumber pemasalahan, sumber dari segala masalah bangsa adalah seorang presiden, maka presiden tersebut layak untuk dimakzulkan,” tegasnya.
Tak lama kemudian, Adian Napitupulu keluar dari Gedung DPR untuk menemui massa aksi. Dia mengaku mendapatkan dua tugas khusus dari fraksi PDIP.
“Pertama, temui mereka (massa aksi) yang berada di luar. Kedua, ajak beberapa perwakilannya diskusi di dalam. Kita mau dengar, Fraksi PDI Perjuangan mau mendengar apa yang mau diperjuangkan bersama-sama dengan kami, apa?” kata Adian.
Adian pun mengajak perwakilan masyarakat dan mahasiswa untuk berdiskusi di dalam gedung parlemen.
Akhirnya audiensi pun berpindah ke dalam gedung DPR. Adian Napitupulu, Masinton Pasaribu, dan Aria Bima mewakili Fraksi PDI-P. Sementara itu, perwakilan massa demo berasal dari Banten Bersatu, Aliansi Mahasiswa Jawa Barat, Gerakan Sipil, dan Forum Koordinasi Nasional.
Selain itu, di dalam ruang Fraksi PDI-P DPR, tampak pula tokoh dari Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), yakni Ahmad Yani dan Marwan Batubara.
Aria Bima mengatakan, pihaknya akan merumuskan secara sungguh-sungguh masukan dari peserta audienasi menjadi satu rumusan fraksi yang nanti akan mereka perjuangkan.***(O Gozali)