SERAYUNEWS- PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Kilang Cilacap menegaskan kesiapan Kilang Cilacap memroduksi Hidyrotreated Vegetable Oil (HVO) dan Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Hal itu disampaikan Direktur Utama PT KPI, Taufik Aditiyawarman saat menerima Kunjungan Kerja dan Reses Komisi VII DPR RI, di ruang rapat Flamboyan head office RU IV Cilacap, Rabu (7/2/2024).
Dijelaskan Taufik Pertamina saat ini memiliki fasilitas produksi Bio-Jet Fuel/SAF dan produk Green Diesel di Kilang Cilacap. “SAF diproduksi dengan cara Co-Processing, sedangkan HVO sudah dapat diproduksi dengan Standalone Process,” ujarnya.
Lebih lanjut, Co-Processing merupakan proses pengolahan bahan baku nabati yang dicampur dengan existing process menghasilkan produk SAF dengan komposisi 2,4% minyak nabati.
“Hasilnya sudah dilaksanakan flight test dengan pesawat CN 235 pada Oktober 2021, serta flight test dan first commercial flight dengan Garuda Indonesia pada Oktober 2023,” kata Taufik.
Sedangkan pada Green Diesel dilakukan Standalone, yakni bahan baku nabati diproses 100% atau seluruhnya sebagai feedstock yang selanjutnya menghasilkan produk Pertamina Renewable Diesel (RD).
“Produk ini tela dipasarkan di pasar domestik pada gelaran Formula E Jakarta dan event G20. Selain itu ekspor blending gasoil di beberapa negara di Benua Eropa pada 2022,” imbuh Taufik.
Dalam tanggapannya Ketua Komisi VII DPR RI, Sugeng Suparwoto mengapresiasi keberadaan Kilang Cilacap sebagai industri yang sangat strategis dan menjadi pusat pertumbuhan perekonomian baru di Indonesia berbasis industri.
“Apalagi posisinya berada di tengah-tengah Pulau Jawa, dengan infrastruktur pendukung yang lengkap, mulai dari stasiun kereta api, bandara, dan pelabuhan alam terbaik,” ungkapnya.
Disebutkan, Kilang Cilacap diyakini akan menjadi pengungkit utama pertumbuhan ekonomi pada industri petrokimia. “Seiring dengan rencana pemindahan ibu kota negara, maka dibutuhkan pusat pertumbuhan baru, termasuk di Pulau Jawa. Apalagi, 56 persen penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa,” tambah Sugeng.
Dirjen Minyak dan Gas Bumi, Tutuka Ariadji menyebutkan biodesel sebagai masa depan energi. “Kehadiran biodiesel terbukti bisa mengurangi angka impor dengan cukup signifikan, maka diperlukan roadmap pemanfaatan biodiesel ke depannya,” ucapnya.
Sementara dalam kesempatan kunjungan itu, Sugeng Suparwoto didampingi anggota Komisi VII, Abdul Kadir Karding dan Rofik Hananto. Selain itu hadir pula Kepala BPH Migas Erika Retnowati, Kepala Cabang Dinas ESDM wilayah Slamet Selatan, Mehendra Dwi Atmoko.