Badan Intelijen Negara Daerah (Binda) Jawa Tengah kembali melakukan vaksinasi di Kabupaten Banyumas. Pada vaksinasi kali ini mereka memfokuskan melakukan vaksinasi terhadap anak-anak sekolah dasar (SD). Sebanyak 1.211 dilakukan vaksinasi. Hal ini juga sebagai pendukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas dalam melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.
Banyumas, serayunews.com
Vaksinasi kali ini dilakukan di Kecamatan Jatilawang. Binda menggelar vaksinasi terpusat di Balai Desa Gunungwetan dan Pendapa Kecamatan Jatilawang, dengan peserta dari siswa SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Gunungwetan. Kemudian SD Negeri 1, 2, 3, dan 4 Jatilawang serta SD Negeri Tanjungkulon.
Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Kabinda Jawa Tengah, Brijen TNI, Sondi Siswanto. Menurutnya vaksinasi tersebut merupakan dukungan pihaknya terhadap pemerintah terutama Kabupaten Banyumas.
“Kita siapkan ada 1.211 dosis vaksin, dengan vaksinasi dipusatkan di dua tempat yakni di Balai Desa Gunungwetan dan Pendapa Kecamatan Jatilawang,” kata dia, Selasa (4/1/2022).
Selain di Kabupaten Banyumas, secara total Binda Jawa Tnegah melakukan vaksinasi pelajar usia 6-11 tahun di dua wilayah lainnya, yakni di Kota Semarang yakni di SD Pengudi Luhur Santo Yusup dan SD Marsudiri.
“Kami juga melaksanakan di Aula Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan,” ujarnya.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan (Dindik) Kabupaten Banyumas, Leonalto Adisasmita yang juga berkunjung ke lokasi vaksinasi menjelaskan, bahwa pihaknya menyambut baik dengan adanya vaksinasi tersebut. Pihaknya mengakui meski sudah digelar PTM 100 persen, para siswa belum 100 persen divaksinasi Covid-19.
“Sebanyak 80 persen guru di Kabupaten Banyumas sudah divaksin. Infrastruktur (pendukung PTM 100 persen, red) juga sudah kita penuhi. Sementara untuk siswa memang belum 100 persen, karena ada yang masih ragu-ragu,” ujarnya.
Leonalto menjelaskan, meski PTM 100 persen, jika ada sekolah yang gurunya belum divaksinasi minimal 80 persen tidak akan diperbolehkan untuk melaksanakan kegiatan PTM. Untuk melakukan pemantauan tersebut, pihaknya akan menggunakan aplikasi persiapan belajar dan masing-masing SD akan terlihat mana yang sudah siap dan belum.
“Semuanya akan terlihat di data Kemenkes dan pendidikan. Jadi sekolah yang akan menilai dirinya sendiri kalau belum layak,” katanya.