Joger dan Dagadu, merupakan brand besar yang sudah sangat populer masyarakat. Joger sudah identik dengan Bali, sedangkan Dagadu melekat namanya dengan Jogja. Sementara di Purbalingga, ada seniman yang juga konsentrasi membuat karya dengan kearifan lokal.
Purbalingga, serayunews.com
Joger dan Dagadu, merupakan brand yang memproduksi merchandise seperti kaus dengan sentuhan seni. Jika terus menjaga konsistensinya, tidak menutup kemungkinan Purbalingga pun bisa punya.
Fahmi Dian Nur Rahma, merupakan seniman muda Purbalingga yang sedang berkonsentrasi di bidang lukis. Owner PT Fahmi DNR Doodle Gallery selaku kreator ini, memelopori produk merchandise khas Purbalingga.
Saat ini, Fahmi tengah menggelar pameran Lukisan Tunggal Fahmi DNR Ke – III di Pendapa Bagoes 306, Kelurahan Kedungmenjangan, Kecamatan Purbalingga. Tujuan dari setiap pameran untuk memperkenalkan Purbalingga ke luar daerah bahkan luar negeri.
Baca juga: [insert page=’menarik-minat-generasi-muda-dengan-belajar-bersama-di-museum-soegarda-poerbakawatja-purbalingga’ display=’link’ inline]
“Kami ingin banget membuat kaus atau hoodie yang khusus, dengan karakter gambar saya yang bawa tema Purbalingga,” katanya.
Selain gambar-gambar, Fahmi juga mengaku sudah mempersiapkan draft gambar-gambar bertema Purbalingga yang akan dicetak ke merchandise secara limited edition.
“Kurang lebih ini wujud ekspresi saya dan sambil memperkenalkan sedikit demi sedikit apa saja dari Purbalingga di mata orang banyak,” katanya.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi menyempatkan menghadiri acara pameran tersebut. Dia hadir bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Purbalingga, Rizal Diansyah.
Bupati mengajak agar Fahmi bisa ambil peluang tersebut, menggunakan lukisan karakter Doodle Pattern khas-nya yang mengandung unsur perempuan dan mengangkat kearifan lokal budaya/wisata atau potensi khas Purbalingga yang lain.
Baca juga: [insert page=’produk-lokal-didukung-masyarakat-lokal-roadshow-pemulihan-ekonomi-berhasil-menciptakan-perputaran-uang-di-purbalingga’ display=’link’ inline]
“Ini yang jadi PR harus ada sesuatu yang bisa dijual, para pengunjung wisata seringkali mencari souvenir kenang-kenangan. Saat ini masih sebatas kuliner, batik, tapi untuk stationery masih cukup susah dicari,” kata Tiwi.
Pemkab Purbalingga memastikan, akan membantu pemasarannya. Baik melalui e-commerce, kerjasama dengan hotel ataupun juga melalui etalase produk kerajinan khas Purbalingga di Wastralingga.
Terkait pameran lukisan, bupati mengapresiasi karya Fahni yang dominan dengan gambaran karakter perempuan Indonesia, termasuk budaya khas Purbalingga.
“Saya berharap Mbak Fahmi Dian Nur Rahma ini, bisa terus berkarya ke depan dan tentunya dengan lukisan-lukisannya bisa memberikan energi positif kepada para wanita supaya terus berbuat, berkarya, dan berprestasi untuk Purbalingga,” katanya.