Banyumas, serayunews.com
Kecintaan Samsudin pada PDIP membuat ayah tiga anak ini mantap beralih profesi dari kontraktor besar menjadi anggota DPRD. Dorongan warga Kecamatan Pekuncen yang menginginkan adanya wakil rakyat dari Pekuncen, membuat Samsudin tak ragu lagi untuk mulai menapakkan kaki di dunia politik.
“Saya anak bungsu dari 8 bersaudara, ayah saya petani. Dan saya satu-satunya dari keluarga yang terjun di politik,” kata suami dari Farida Idha Wahyuni ini mengawali perbincangan dengan Serayunews.
Selama tiga periode duduk di Komisi C (sekarang Komisi 3), Samsudin sudah menyelesaikan persoalan jalan rusak di Pekuncen, hingga jalan-jalan desa sudah mulus dan akses perekonomian terbuka lebar. Sehingga saat ini, ia mulai fokus untuk peningkatan perekonomian warga desa. Pilihannya jatuh pada pembuatan koperasi, namun koperasi tingkat kecamatan ini lebih komplit dan berjejaring dengan 16 desa di Pekuncen dan Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang.
Koperasi rancangan Samsudin sebagai awalan akan bergerak pada dua hal, yaitu koperasi produsen dan konsumen. Wilayah Banyumas barat yang populer sebagai penghasil pisang terbesar di Jateng, membuat Samsudin tergerak untuk mengoptimalkan pemasaran pisang dengan cara diolah menjadi keripik. Awal langkah ini dengan mengadakan pelatihan produksi keripik pisang, pelatihan administrasi serta pengelolaan keuangan.
“Kemarin saya dengan mengajak kades-kades di sini sudah studi banding ke Malang, Jatim. Di sana ada Koperasi Produsen Agro Niaga Jabung yang memproduksi susu kemasan dan pemasarannya sampai ke supermarket serta ekspor. Kita banyak belajar dari sana dan akan kita terapkan di Pekuncen ini,” jelasnya.
Selain bergerak di produksi, koperasi juga akan mengakomodir kebutuhan konsumen, yaitu warga desa yang hendak hajatan. Koperasi akan memenuhi seluruh kebutuhan hajatan dengan harga yang lebih murah dan pelayanan lebih baik. Mulai dari penyediaan tenda, keperluan konsumsi, hingga tenaga rias serta orang-orang yang membantu acara.
Terkait koperasi konsumen ini, Samsudin sudah berkoordinasi dengan para kades dan mereka semua siap untuk melaksanakan ide tersebut. Ia juga mulai membangun jejaring dengan para penyuplai barang, mulai dari sayuran, telur, ayam, daging dan lainnya.
“Dari laporan para kades, minimal satu desa yang akan menjadi anggota koperasi ada 1.000 orang, jika kemudian simpanan wajib Rp100 ribu per anggota maka modal koperasi yang diperoleh dari 17 sudah mencapai kisaran Rp1,7 M. Dengan modal yang cukup besar, kita berani menyediakan barang-barang dengan harga yang lebih murah,” tuturnya.
Ide pembuatan koperasi kecamatan yang berjejaring dengan desa-desa ini akan mulai direalisasikan tahun depan. Harapannya, keberadaan koperasi akan mampu membuat perekonimian masyarakat desa meningkat, sehingga koperasi dan masyarakat Pekuncen bisa maju dan sejahtera bersama.
Meskipun banyak waktu, tenaga dan pikiran yang tercurah dalam perjalanan pembuatan koperasi ini, Samsudin mengaku tidak pernah merasa lelah. Ia selalu aktif membangun komunikasi dengan para kades melalui grup whatshap ataupun dengan bertemu langsung. Bahkan, rumahnya selalu terbuka untuk warga desa, sekalipun di hari libur.
“Melihat jalan-jalan desa yang mulus, roda perekonomian berjalan lebih lancar dan masyarakat desa lebih sejahtera, itu sudah mendatangkan kebahagiaan tersendiri bagi saya, sebab tugas saya selaku wakil rakyat memang untuk membawa mereka kearah yang lebih sejahtera,” ucapnya.