Banyumas, serayunews.com
Kasus klaster tarawih pertama kali mencuat pada Jumat pekan lalu. Saat itu, klaster tarawih ada di Desa Pekaja Kecamatan Kalibagor dan Desa Tanggeran Kecamatan Somagede. Kemudian, muncul juga klaster musala pada 4 Mei 2021 di Karangcegak Sumbang. Terbaru, muncul pula klaster keluarga di Rawali.
“Total itu lebih dari 100 orang, dari seperti kemarin di Rawalo, Karangcegak, Pekaja,” ujar Bupati Banyumas, Achma Husein, Kamis (6/5).
Husein menambahkan, terkait hal tersebut pihaknya akan terus melakukan tracing, kepada orang-orang yang memiliki kontak erat. Selain itu, akan mengefektifkan Satgas Covid-19 lebih maksimal lagi.
“Sekarang di Baturraden, diklat sama Pondok Slamet itu sudah penuh (tempat karantina, red), mangkanya sekarang lagi menyiapkan Rumah Sakit Wijayakusuma. Hari ini sudah mulai ditata,” kata dia.
Dari kasus klaster tersebut, menurut Husein sempat ada zona merah wilayah RT yakni di Desa Pekaja, Kecamatan Kalibagor. Di tempat itu, sebanyak 44 orang dinyatakan terkonfirmasi positif Covid-19, setelah mengikuti salat tarawih di salah satu masjid desa tersebut.
“Hanya sehari saja, sekarang sudah tidak lagi merah,” ujarnya.
Atas munculnya klaster-klaster baru tersebut, Bupati meminta masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat, sehingga kejadian serupa tidak kembali terulang di daerah lain.