Purbalingga, Serayu news.com
Berbeda waktu dengan pemerintah dalam memulai puasa Ramadan sudah menjadi hal lumrah, dialami oleh jamaah Aboge. Seperti tahun ini, rencananya jemaah Aboge akan memulai puasa di hari Senin.
“Kami mulai Senin Kliwon tanggal 4 April,” kata Sesepuh Jemaah Aboge Desa Onje Purbalingga, Kyai Maksud, Jumat (01/04/2022).
Menurut sistem hitungan yang diyakini secara turun temurun, jemaah Islam Aboge mempercayai perhitungan dalam satu windu terdiri dari tahun Alif, Ha, Jim Awal Za, Dal Ba/be, Wawu dan Jim akhir. Selain itu, dalam satu tahun terdiri dari 12 bulan dan satu bulan terdiri atas 29-30 hari dengan Pasaran Jawa.
Pasaran Jawa sendiri meliputi Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi) dan Pahing. Untuk hari pasaran pertama di tahun Alif, jatuh pada Rabu Wage, tahun Ha pada Ahad/Minggu Pon (Hakadpon).
Sedangkan Ramadan tahun ini yakni Romnemro. Sebab ini Tahun Alip, dulu satu Muharom nya Rabu Wage jadi 1 Puasa jatuhnya Senin Kliwon.
“Untuk penentuan awal Ramadan berarti Romnemro, bulannya Romadhon harinya enem, enem itu ngitungnya dari Rebo jadi Ketemunya Senin, untuk pasarannya RO artinya loro hari kedua setelah wage jadi Kliwon sekarang (Ramadhan, red) Senin Kliwon,” katanya.
Seluruh aktifitas ibadah selama Ramadan, baik sholat tarawih berjamaah ataupun yang lainnya bagi para jamaah aboge di daerahnya akan dipusatkan di Masjid Raden Sayid Kuning.
“Nanti seperti biasa seluruh ibadah di Masjid Raden Sayid Kuning, untuk jumlah jemaahnya ya cukup banyak lah masjid kalo tarawih penuh biasanya,” ujarnya
Diketahui, penganut Islam Aboge adalah pengikut aliran yang diajarkan Raden Sayid Kuning, ulama dari kerajaan Panjang. Sedangkan perhitungan yang dipakai aliran Aboge telah digunakan para wali sejak abad ke-14 dan disebarluaskan oleh ulama Raden Rasyid Sayid Kuning.
Meskipun berbeda saat penentuan awal puasa, Jemaah Aboge mengajarkan pengikutnya untuk tidak saling membenci. “Perbedaan itu ada sejak dahulu tapi buktinya kami tetap rukun berdampingan,” kata dia.