Purbalingga, serayunews.com
Bupati Purbalingga menyampaikan, dari 36 kasus positif, 9 dirawat dan 27 orang menjalani isolasi mandiri (isoman). Dinkes diminta untuk melakukan tracing pada 36 kasus positif, agar bisa diketahui sumbernya.
“Sehingga nanti bisa disimpulkan tingginya kasus aktif karena mobilitas dari luar kota, keluarga atau dari lingkungan sekitar,” kata Bupati Tiwi saat Rakor Penanganan Covid-19 di Gedung Operation Room Graha Adiguna, Rabu (2/2/2022).
Terkait Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang sudah mulai 100 persen, jangan sampai menimbulkan klaster sekolah. Jika ada anak yang terindikasi sakit batuk ataupun pilek, pihak sekolah harus segera berkoordinasi dengan puskesmas dan satgas covid-19 setempat untuk dilakukan rapid antigen.
“Kalau terindikasi ada yang positif, maka untuk sementara PTM diberhentikan dulu, untuk sekolah-sekolah memang perlu ada monitoring agar tidak muncul klaster sekolah,” katanya.
Sedangkan bagi ASN, perlu diberlakukan kembali work from home (WFH). Hal itu untuk mengantisipasi, terjadi klaster perkantoran seperti sebelumnya. ASN juga diminta untuk taat prokes di lingkungan perkantoran dan apabila dijumpai ASN dengan suhu badan diatas 37 derajat dan sedang sakit untuk dipulangkan.
“Perlu diberlakukan kembali Work From Home sebanyak 25 persen apabila terjadi penambahan kasus,” ujarnya.
Sesuai instruksi Gubernur, kegiatan masyarakat, tidak dilarang. Hanya saja memang perlu adanya pembatasan. “Satgas tingkat kecamatan ataupun kabupaten harus bisa memilih dan memilah kegiatan yang diajukan ke satgas, perhatikan massa dan tempat kegiatan jangan sampai melebihi kapasitas dan harus menjaga protokol kesehatan,” katanya.
Tiwi menambahkan, vaksinasi Purbalingga sudah mencapai 88, 3 persen. Dia mengimbau agar seluruh desa cakupannya minimal 90 persen dan merata. Operasi yustisi baik di kecamatan maupun desa juga perlu diaktifkan kembali.