SERAYUNEWS – Istilah Work Life Balance tidak hanya untuk menjaga kesehatan mental saja. Ternyata istilah tersebut juga menjadi ajakan untuk memberikan waktu istirahat kepada tubuh dari pekerjaan.
Ada peningkatan jumlah penderita radang sendi berdasarkan RISKESDAS 2018 pada rentang usia 24-35 tahun dan 35-44 tahun. Usia ini merupakan usia produktif, di mana seseorang sedang giat-giatnya bekerja.
Penyakit sendi kerap kali menjadi salah satu penyebab menurunnya produktivitas seseorang. Nyeri sendi mungkin dianggap sepele oleh beberapa orang. Kenyataannya, rasa nyeri akibat radang sendi bisa dikategorikan sebagai salah satu hambatan dalam beraktivitas.
Penyakit radang sendi ini bisa menyerang mereka yang terlalu banyak bekerja. Menurut penelitian, Lebih dari seperempat dari 1.600 karyawan berusia 16-65 yang disurvei di Inggris mengatakan, mereka sering merasakan nyeri sendi dalam dua tahun terakhir. Para ahli mengatakan, meningkatnya jumlah orang yang kegemukan dan pekerjaan yang mengharuskan orang lebih banyak duduk di belakang meja disebut sebagai pemicunya.
Gaya hidup sedentary alias tidak aktif membuat makin banyak orang mengalami sakit pada persendian. Apalagi orang yang pekerjaannya banyak duduk. Kurangnya aktivitas fisik dan stres juga bisa membuat seseorang rentang mengalami nyeri punggung. Faktor risiko lain adalah melakukan pekerjaan dengan posisi tubuh yang statis, seperti berdiri, diam atau duduk di satu tempat dalam waktu yang lama.
Sering-seringlah melakukan peregangan dan mengistirahatkan tangan tanpa melakukan kegiatan apapun untuk membantu mengurangi nyeri. Untuk mencegah rasa sakit bertambah parah, hindarilah aktivitas fisik atau gerakan-gerakan yang melibatkan sendi yang sedang nyeri.