SERAYUNEWS – Petani di Kabupaten Purbalingga, mulai mengalami kesulitan untuk mengairi sawahnya karena kekeringan. Selain karena intensitas hujan menurun, juga karena masalah saluran irigasi kering.
“Perlu kerjasama dengan PU, untuk pengerukan sedimentasi itu penting,” kata Kabid Sarana dan Prasarana Pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Purbalingga Hafidah, Sabtu (17/06/2023).
Saluran irigasi Larangan II, kondisinya juga sudah memperihatinkan. Banyak sampah di badan saluran, sehingga menghambat laju air.
“Kita sedang koordinasikan agar saluran Larangan II, dari Kedung Menjangan sampai Bojong. Karena tertutup trotoar, banyak sedimentasi dan sangat menganggu,” katanya.
Kemudian sedimentasi di saluran Sungai Ponggawa, Desa Gambarsari, dari Bendung Tranggulasih sampai Kedung Jeruk, sudah sangat parah. Saking tebalnya sedimentasi, di badan saluran sampai tumbuh pohon pisang dan albasia.
“Di saluran tumbuh pohon pisang, alba, sekarang pohon besar sudah ditebangi,” ujarnya.
Jika saluran irigasi tersebut bersih, akan sangat memberikan manfaat. Panjang saluran yang mencapai satu kilometer itu, menjadi cadangan air.
“Kalau saluran bersih, bisa menambah debit air 2 sampai 4 kali lipat. Karena ibaratnya, itu seperti embung panjang sampai 1 km,” kata dia.
Saluran irigasi utama di wilayah pertanian Kabupaten Purbalingga, ada tiga. Saluran irigasi Banjarcahyana yang mengalir dari Bendung Jenderal Soedirman Banjarnegara. Ini termasuk kategori irigasi premium.
Kemudian saluran irigasi Krenseng, sumber dari Sungai Pekacangan, dan irigasi Slinga sumber dari Sungai klawing.
“Di luar itu, untuk saluran irigasi ada sekitar 256 daerah. Untuk yang primer dan sekunder itu penanganan ada di PU, dan yang tersier ada di Dinas Pertanian Purbalingga,” kata dia.