SERAYUNEWS- Sebanyak 11 desa di Banjarnegara, Bawang, Mandiraja dan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara, mengalami krisis air bersih akibat kemarau.
Kepala BPBD Banjarnegara, Aris Sudaryanto melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Andri S mengatakan, hingga saat ini sudah ada laporan terkait permintaan air bersih di 11 desa. Total BPBD sudah mengirimkan 44 tangki air bersih, dengan kapasitas 5.000 liter per tangki.
“Pengiriman terus kami lakukan sesuai jadwal, mengingat bertambahnya titik yang membutuhkan bantuan air bersih,” katanya, Jumat (25/8/2023).
Menurut Andri, apabila ada kelompok masyarakat atau swasta yang ingin berpartisipasi membantu, bisa berkordinasi dengan BPBD Banjarnegara. Sehingga, bisa menjadi sinergi pada saat droping air bersih.
“3 armada tangki air bersih, selalu melakukan pengiriman air bersih ke wilayah terdampak. 1 tangki berkapasitas 5.000 liter,” katanya.
Bagi desa yang krisis air bersih, silakan melapor kepada BPBD Banjarnegara melalui nomor darurat 0812-2648-2247. Berdasarkan data BPBD Banjarnegara, hingga saat ini sudah tercatat 2.174 keluarga atau 7.831 jiwa terdampak kemarau atau membutuhkan pengiriman air bersih.
Kondisi paling parah, terjadi di Desa Kaliajir dan Petir Kecamatan Purwanegara. Dua desa tersebut, hampir seluruh wilayah bergantung bantuan air bersih.
Zaenal, tokoh masyarakat Desa Kaliajir Kecamatan Purwanegara mengatakan, di Desa Kaliajir terdapat 7 titik pemukiman warga yang bergantung pada kiriman air bersih.
“Terbanyak di Dusun Bulukuning, karena berada di ketinggian. Selain mendapatkan bantuan air bersih, masyarakat juga mandiri membeli air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari,” katanya, Jumat (25/8/2023).
Menurut Zaenal, masyarakat juga patungan beberapa rumah untuk membeli air bersih. Sehingga beberapa pemilik mobil terbuka, memodifikasi menempatkan bak penampung air kapasitas 1.000 liter.
“Sementara, warga berhemat dalam penggunaan air bersih,” katanya.
Selain itu, kata dia, ada sumber air yang bisa di manfaatkan. Namun karena jarak yang jauh, sehingga masyarakat belum mampu untuk swadaya secara penuh mengalirkan air ke wilayah desa.