SERAYUNEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas mencatat, sedikitnya 5.033 jiwa mengalami krisis air bersih. Jumlah tersebut, tersebar di 14 Desa dari 10 Kecamatan yang ada di Kabupaten Banyumas.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho menjelaskan, data krisis air bersih tersebut berdasar laporan sejak Juni hingga 24 Agustus 2023.
“Ada 1.322 KK dengan 5.033 jiwa yang terdampak kekeringan di Banyumas. Mereka tersebar di 14 desa dari 10 kecamatan,” kata dia, Jumat (25/8/2023).
Prakirawan Cuaca BMKG Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Rendi Krisnawan menyampaikan, puncak musim kemarau di Jawa Tengah memang terjadi pada Agustus 2023. Namun, untuk panjangnya musim kemarau di masing-masing daerah berbeda-beda.
“Ada potensi musim kemarau bisa berlangsung lebih panjang. Hal tersebut karena ada pengaruh dampak fenomena El Nino.Sementara untuk musim peralihan, di perkirakan akan mulai pada Oktober 2023 mendatang,” ujarnya.
Sebelumnya, Porlesta Banyumas mengerahkan kendaraan taktis Water Cannon, untuk dropping air di Desa Tipar Rawalo, Kamis (24/8/2023).
Selain mengerahkan water cannon, dropping kerjasama TNI-Polri tersebut juga mengerahkan truk tangki berkapasitas 20 ribu liter air bersih.
Bantuan air bersih kerjasama TNI-Polri, tidak hanya di Desa Tipar Rawalo. Dropping air bersih juga di lakukan di Kecamatan Cilongok dan Kecamatan Banyumas.
Kapolresta mengungkapkan, bahwa bantuan air bersih tersebut akan secara rutin dengan melakukan koordinasi lanjutan.
Selain dropping, untuk membantu warga yang kekurangan air bersih pihak terkait juga sudah membuat beberapa sumur bor.