SERAYUNEWS – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan sukses menggelar Keroncong Svaranusa 2024. Acara dengan tema “Binneka Tunggal Irama, Ora Keroncong Ora Kepenak” berlangsung di kompleks Menara Teratai Purwokerto, Sabtu (29/6/2024) malam.
Kesuksesan tersebut, terlihat dari antusias ribuan masyarakat Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Mereka telah memadati panggung Keroncong Svaranusa 2024 sejak sore hari. Mereka datang untuk menyaksikan berbagai Maestro musik keroncong serta musisi Ndarboy yang tampil diiringi oleh Simfoni Orkestra Keroncong.
“Saya dari Ajibarang, datang ke sini sama temen-temen. Pengin nonton Ndarboy, apalagi gratis kan,” kata Fitri (19), warga Ajibarang, Kabupaten Banyumas.
Sementara itu menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Fitra Arda dalam sambutannya mengungkapkan bahwa musik keroncong saat ini berperan penting dalam budaya Indonesia. Musik keroncong, katanya, sudah melekat ke masyarakat Indonesia.
“Musik keroncong sudah berperan untuk melestarikan bahasa. Sehingga hal tersebut menjadi bukti sebagai akulturasi budaya dan mengembangkan budaya nasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Fitra juga mengungkapkan soal peluncuran album Keroncong Svaranusa yang merupakan hasil dari Wikarya Svaranusa yang diikuti oleh 30 musisi dari berbagai daerah di Pulau Jawa. Wikarya sendiri dilaksanakan selama tiga hari di Baturraden Banyumas. Sehingga mampu menghasilkan delapan lagi dalam album Keroncong Svaranusa 2024 yang dikenal khalayak umum Sabtu malam.
Sementara itu Ketua Penyelenggara Keroncong Svaranusa 2024, Amar Ibnu Muskin mengungkapkan bahwa di Kabupaten Banyumas merupakan Keroncong Svaranusa tahun ke tiga. Tahun pertama mereka hadir di tiga kota yakni di Magelang, Solo dan Semarang. Kemudian pada tahun kedua mereka melaksanakan di Kabupaten Kediri.
“Spesial tahun ke-3 ini di Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Paling-paling spesial ada Program Wikarya merupakan sebuah program berkelanjutan atau regenerasi musik keroncong kepada generasi muda,” katanya.
Dia mengatakan Wikarya ini sangat penting, karena merupakan pertemuan musisi yang menghasilkan karya yang dikurasi. Ada satu album keroncong, delapan lagu, melahirkan 4 pencipta lagu, 4 arranger atau penggarap musik, delapan penyanyi muda. Satu lagu spesial dibawakan oleh Bu Tuti Maryati selaku sang Maestro Keroncong.
Dipilihnya Purwokerto sebagai lokasi Keroncong Svaranusa yang ke-3, menurut Amar karena Purwokerto memiliki histori kuat akan musik keroncong, pada awal kemerdekaan Republik Indonesia. Dia mengatakan adanya R. Sutedja, tokoh yang luar biasa yang memiliki product knowledge luar biasa dari Banyumas ini menciptakan lagu-lagu luar biasa menjadi penguat. “Di Banyumas Raya ini, di Kabupaten Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan CIlacap sangat ngrembaka musik keroncongnya. Sangat dilestarikan, sangat kuat terutama musik keroncong asli,” ujarnya.