
SERAYUNEWS – Bencana tanah longsor di Dukuh Situkung, Desa Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, berdampak luas pada kehidupan warga.
Selain merusak rumah dan menghancurkan infrastruktur, longsor tersebut juga memukul sektor pertanian yang selama ini menjadi sumber utama penghasilan masyarakat setempat.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Ketahanan Pangan (Dinkanak) Banjarnegara, Firman Adhi, menyampaikan bahwa longsor menyebabkan kerusakan besar pada lahan pertanian warga.
Sebanyak 44 hektare tanaman seperti padi, jagung, cabai, tomat, nilam, dan kapulaga ikut tertimbun longsor.
“Untuk sektor ini sendiri, khusus bidang pertanian, kerugian akibat longsor di Pandanarum mencapai Rp 2,9 miliar, jumlah tersebut belum termasuk infrastruktur pertanian, peternakan dan lainnya,” katanya.
Selain pertanian, longsor juga membuat banyak warga kehilangan hewan ternak seperti kambing dan sapi.
Sedikitnya 30 ekor sapi dan 250 kambing milik warga ikut tertimbun material longsoran. Sebagian ternak berhasil dievakuasi, namun banyak di antaranya langsung dijual atau dititipkan kepada kerabat di desa sekitar.
“Untuk sementara, kerugian dari sektor peternakan ini mencapai Rp 640 juta,” katanya.
Sebagai bentuk dukungan, asosiasi peternak kambing dan domba di Banjarnegara memberikan bantuan berupa pakan untuk ternak yang berhasil diselamatkan.
Longsor di Situkung juga merusak berbagai infrastruktur pendukung pertanian. Kerusakan terjadi pada embung, pipa saluran irigasi, irigasi sekunder, dan fasilitas pertanian lain.
Irigasi utama yang biasa mengaliri lebih dari 20 hektare tanaman padi kini tertimbun material longsor dan tidak dapat digunakan. Akibatnya, beberapa hektare sawah terancam tidak bisa ditanami karena kekurangan air.
Berdasarkan perhitungan sementara, kerugian gabungan dari sektor pertanian, peternakan, dan infrastruktur pertanian mencapai Rp4,1 miliar.
“Longsor di Dukuh Situkung ini telah merugikan sektor pertanian, peternakan dan infrastruktur pendukung dengan cukup signifikan, dari perhitungan sementara, terakhir total perhitungan kerugian ditaksir mencapai Rp.4,1 miliar,” katanya.