SERAYUNEWS- Komunitas Tjilatjap History, menerbitkan Buku Pernik Pernik Sejarah Cilacap. Buku ini ditulis oleh sembilan anggota Komunitas Tjilatjap History yang berisi 100 tema.
Anggota Tjilatjap History, Thomas Sutasman menyampaikan, buku ini menyajikan pernik-pernik, cukilan, cuplikan, atau nukilan sejarah yang ada di Kabupaten Cilacap. Setiap hal yang ada di buku ini, dapat menjadi acuan awal untuk penelitian lebih lanjut.
“Buku ini tulisannya sedikit- sedikit, tapi banyak, bukan banyak tapi sedikit. Luas sajian dalam buku ini menggambarkan bahwa banyak sekali pernik-pernik sejarah, sehingga menjadi kerlap-kerlap ‘tenunan’ sejarah Cilacap,” ujarnya, Rabu (9/10/2024).
Lebih lanjut, Thomas menyampaikan, tujuan penerbitan buku ini adalah mendokumentasikan hal yang berkaitan dengan sejarah Cilacap. Merawat memori kolektif masyarakat untuk nguri-uri dan melestarikan sejarah.
Selain itu, juga merawat kearifan lokal yang sudah mentradisi sejak zaman dulu dan acuan inspirasi penelitian sejarah Cilacap.
“Dalam buku ini ada sekitar 100 tema, yang disampaikan kepada pembaca. Dengan adanya buku ini memberikan gambaran bahwa Cilacap punya banyak hal dari segi sejarahnya,” ujarnya.
Menurutnya, masih banyak peristiwa-peristiwa sejarah perjuangan di Kabupaten Cilacap yang berlum tergali dan tertuliskan.
Salah satunya Cilacap sebagai kota pelabuhan, sejarah tentang Nusakambangan hingga sejarah ketentaraan TNI-AL yang mempelopori bumi hangus.
Di sisi lain, menurutnya peristiwa-peristiwa perjuangan di Cilacap belum tergali seluruhnya, setiap daerah/desa ternyata memiliki peristiwa sejarah yang belum tertuliskan. Dan yang menarik perhatiannya adalah untuk menggali sejarah Nusakambangan.
“Nusakambangan menyimpan sejarah yang luar biasa, hanya saja kita kesulitan menuliskannya. Terlebih di Nusakambangan banyak benda- benda peninggalan sejarah yang sudah rusak/hilang. Seperti di Benteng Banteng Mati, Benteng Klingker dan Benteng Karangbolong,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu penulis Soni Failani mengatakan penulisan buku ini sebagai pengalaman pertama.
“Saya senang dapat ikut dalam antologi sejarah Cilacap ini dan bisa berbagi pengalaman blusukan kepada masyarakat. Moga pada kesempatan lain dapat berbagi tulisan kembali,” ungkapnya.