SERAYUNEWS – Pulau Galang ramai diperbincangkan belakangan ini karena disebut akan menjadi penampungan pengungsi Rohingya di Indonesia.
Adapun, keputusan untuk menjadikan Pulau Galang sebagai penampungan pengungsi Rohingya masih menjadi kontroversi.
Baru-baru ini kurang lebih 500 orang pengungsi Rohingya kembali mendarat di Aceh dengan kapal setelah berlayar dari Bangladesh.
Untuk sementara, mereka pun diberi bantuan seperti makanan hingga uang. Akan tetapi, banyak masyarakat Indonesia yang tidak setuju bila Pemerintah Indonesia menampung etnis Rohingya.
Terlebih, warga Aceh merasa mereka tidak lagi memiliki kapasitas untuk menampung dan memberikan bantuan terhadap pengungsi Rohingya.
Para pejabat pun berbeda suara terkait hal ini. Contohnya saja Wakil Presiden Ma’ruf Amin mengusulkan bahwa Indonesia bisa membantu Rohingya dengan menjadikan Pulau Galang yang ada di Batam sebagai tempat penampungan.
Sementara itu, pejabat lain seperti Mahfud MD tidak sependapat dengan hal itu.
Pulau Galang terletak di Batam, Kepulauan Riau dan memiliki luas kurang lebih 80 km persegi.
Dulunya, Pulau Galang sempat menjadi tempat penampungan para pengungsi dari Vietnam ketika negara tersebut mengalami perang saudara.
Bahkan, jumlah pengungsi Vietnam pada masa itu mencapai ratusan ribu yang datang menggunakan perahu untuk menghindari perang di negaranya. Hal ini mulai terjadi pada tahun 1979.
Para pengungsi dari Vietnam tersebut baru dipulangkan ke negara asalnya pada tahun 1996 dengan jumlah pengungsi mencapai 250 ribu orang. Namun ada pula yang ingin tetap tinggal di Indonesia.
Saat ini di Pulau Galang masih ada Kampung Vietnam yang dijadikan tempat wisata. Sebelum Vietnam, tentara Jepang pun sempat tinggal di pulau ini pada tahun 1945 sebelum dikembalikan ke negara asalnya.
Hingga sekarang, penggunaan Pulau Galang menjadi tempat penampungan pengungsi Rohingya pun masih simpang-siur dan menjadi kontroversi. Pasalnya, mayoritas masyarakat Indonesia menolak pengungsi Rohingya di Indonesia.
***