SERAYUNEWS—- Lagu “Hari Lebaran” karya Ismail Marzuki pada 1950 bisa kita katakan lagu abadi sepanjang masa yang terus dinyanyikan.
Bahkan, penyanyi Malaysia P. Ramlee juga menyanyikan lagu ini pada 1977.
Menariknya lagu ini terdapat tiga unsur sekaligus yaitu religi, hiburan dan kritik. Tiga unsur yang membuat lagu ini tetap terjaga sepanjang masa.
Jika kita buka youtube, pada versi lagu aslinya, lagu ini menyelipkan kritik pada bait ketiga bagian reff, dan bagian akhir. Satu poin yang relevan dengan saat ini adalah korupsi jangan dikerjain sindiran ini terselip di bagian akhir.
Lan taun hidup prihatin
kondangan boleh kurangin
korupsi jangan dikerjain
Selain menyindir korupsi, Ismail juga menyindir perilaku orang kota yang merayakan Idulfitri dengan mabuk-mabukan dan main judi.
Cara orang kota berlebaran lain lagi
kesempatan itu dipakai buat berjudi
sehari semalam main ceki mabuk brendy
pulang sempoyongan kalah main pukul istri
akibatnya sang ketupat melayang ke mate
si penjudi mateng biru dirangsang sang istri”
Pada 1950-an Ismail menangkap penyakit sosial ini dan menuangkannya ke dalam lagu.
Akan tetapi, sayang lirik lagu itu menjadi hilang ketika aransemen oleh musisi lain terutama sejak Orde Baru.*** (O Gozali)