SERAYUNEWS– Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Puan Maharani menilai, Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat perundungan. Pasalnya, belakangan ini kasus perundungan atau bullying dan mengarah ke kekerasan kepada anak atau pelajar, marak terjadi di tanah air.
Seperti halnya kasus perundungan dan penganiayaan siswa SMP di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang belakangan ini sedang menjadi sorotan publik. Kemudian, sebelumnya juga adanya kasus anak sekolah yang matanya ditusuk oleh tusukan cilok atau bakso, hingga mengalami kebutaan.
Untuk kasus bullying siswa SMP di Cilacap, korban mengalami patah tulang rusuk. Dari video yang viral di media sosial, pelaku bullying melakukan kekerasan fisik dengan memukul, menendang hingga membanting korban. Korban akhirnya dirawat di rumah sakit, karena mengalami luka di bagian dada hingga mengalami sesak napas.
“Banyaknya kasus bullying membuat Indonesia saat ini berada dalam situasi darurat perundungan. Negara tidak boleh membiarkan kasus bullying terus mengalir tanpa ada solusi yang komprehensif, khususnya untuk perundungan yang melibatkan anak sebagai korban dan pelaku,” ungkap Puan Maharani, dikutip dari laman resmi DPR, Senin (2/10/2023).
Menurut dia, kasus bullying saat ini cenderung marak terjadi. Bahkan, dari data yang dihimpun Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), kasus bullying masih menjadi teror bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Tercatat terjadi 226 kasus bullying pada tahun 2022.
Di tahun 2021, ada 53 kasus, dan tahun 2020 sebanyak 119 kasus. Untuk jenis bullying yang sering dialami korban adalah bullying fisik 55,5 persen, bullying verbal 29,3 persen, dan bullying psikologis 15,2 persen. Untuk tingkat jenjang pendidikan, siswa SD menjadi korban bullying terbanyak 26 persen, diikuti siswa SMP 25 persen, dan siswa SMA 18,75 persen.
Menurut perempuan bernama lengkap Puan Maharani Nakshatra Kusyala Devi itu, data itu yang tercatat. Pihaknya menduga masih ada kasus bullying lain yang terjadi. Karena kita ketahui sebenarnya praktik bullying seringkali kita temui di berbagai lapisan lingkungan. Harus menjadi perhatian bersama besarnya dampak dari praktik bullying.
Dari itu, pihaknya mendorong Pemerintah untuk mencari solusi dari maraknya kasus perundungan atau bullying yang terjadi di Indonesia, terutama perundungan anak. Menurut politikus Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan itu, dalam kasus bullying berujung penganiayaan, hal itu tidak dapat ditolerir.