
SERAYUNEWS – Community Based Tourism (CBT) telah terbukti berhasil sebagai model pengembangan pariwisata di tingkat desa. Namun, untuk benar-benar menjadi kekuatan utama dalam peta pariwisata nasional, kita harus mulai memikirkan ekosistem regional berbasis CBT. Visi saya adalah melihat desa-desa wisata tidak lagi berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dalam sebuah jaringan yang kokoh dan berkelanjutan.
CBT Regional berarti beberapa desa wisata yang berdekatan—masing-masing dengan daya tarik uniknya—bekerja sama, menciptakan rute wisata yang beragam, dan berbagi manfaat secara merata. Ini adalah langkah logis berikutnya untuk meningkatkan skala CBT dari boutique tourism ke produk wisata yang siap menghadapi pasar yang lebih besar.
Model regional memungkinkan desa-desa untuk melakukan spesialisasi dan sinergi. Tidak semua desa harus memiliki semua fasilitas.
Wisatawan kemudian ditawarkan paket perjalanan multi-hari yang menghubungkan ketiga desa tersebut, memberikan pengalaman yang lebih kaya dan durasi tinggal yang lebih lama di kawasan tersebut. Ini adalah solusi cerdas untuk memecahkan masalah durasi tinggal wisatawan yang seringkali singkat.
Berbagi Beban dan Risiko: Dengan ekosistem, risiko pariwisata tidak hanya ditanggung oleh satu desa. Jika Desa A sedang sepi, Desa B dan C bisa membantu promosi. Mereka dapat berbagi sumber daya, misalnya, menggunakan satu pusat pelatihan atau kantor pemasaran bersama, sehingga mengurangi biaya operasional.
Pengembangan regional menuntut kolaborasi yang lebih luas dari sekadar internal komunitas. Ini harus melibatkan:
Salah satu ancaman dalam pertumbuhan CBT adalah munculnya “Desa Superstar” yang menarik semua perhatian dan sumber daya, sementara desa-desa lain di sekitarnya terpinggirkan. Pendekatan regional yang terencana adalah cara terbaik untuk mencegah hal ini, memastikan bahwa pertumbuhan bersifat inklusif.
Mekanisme Pembagian Keuntungan: Jaringan regional perlu memiliki mekanisme pembagian keuntungan yang transparan, misalnya melalui skema retribusi gabungan atau kesepakatan bagi hasil untuk paket tur regional. Ini menciptakan solidaritas ekonomi yang lebih luas dan berkelanjutan.
Masa depan CBT di Indonesia sangat cerah. Dengan pergeseran fokus dari “Desa Wisata” tunggal ke “Ekosistem Pariwisata Berbasis Komunitas Regional,” kita tidak hanya menciptakan pengalaman wisata yang lebih mendalam, tetapi juga meletakkan dasar bagi pembangunan wilayah yang lebih merata dan berkelanjutan secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Artikel ini ditulis oleh: Raharja Tri Kumuda – Praktisi Hospitality***