SERAYUNEWS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas terus melakukan penanganan terhadap sejumlah kejadian bencana yang terjadi pada Minggu (3/8/2025). Bencana paling dominan berupa tanah longsor akibat cuaca ekstrem, terutama di wilayah Kecamatan Kedungbanteng.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho, menyampaikan bahwa penanganan masih terus dilakukan di sejumlah titik terdampak. “Kalau untuk kemarin (Senin 4 Agustus) tidak ada laporan yang masuk. Untuk penanganan bencana (Minggu) masih dalam proses penanganan,” ujar Budi, Selasa (5/8/2025).
Berdasarkan data BPBD yang dihimpun dari Aplikasi RONWASNA, total terdapat lebih dari 30 titik kejadian yang tersebar di lima kecamatan, dengan fokus terbesar di Kecamatan Kedungbanteng.
Sebaran Kejadian Bencana
Di Kecamatan Kedungbanteng, longsor dilaporkan terjadi secara masif, antara lain di Desa Kalisalak, Melung, Kutaliman, Windujaya, dan Kalikesur. Sejumlah titik longsor bahkan menutup akses jalan kabupaten dan merusak bangunan warga.
Salah satu kasus cukup parah terjadi di Desa Kutaliman RT 04 RW 07, di mana longsor menyeret tembok rumah dan kendaraan roda dua milik warga. Di titik lain, longsor juga sempat menutup jalur utama Kabupaten Krandegan Nangka–Melung.
Sementara di Kecamatan Sokaraja, banjir luapan sempat menggenangi wilayah Desa Karangduren, namun saat ini sudah surut dan ditangani. Hal serupa juga terjadi di Desa Kutasari, Kecamatan Baturraden, yang sempat dilanda banjir luapan.
Selain itu, tanah longsor juga terjadi di wilayah Kecamatan Kembaran, Pekuncen, dan Baturraden, meski skalanya lebih kecil dan tidak menimbulkan korban jiwa.
BPBD Banyumas bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) lintas sektoral telah melakukan kaji cepat dan penanganan darurat di beberapa titik prioritas.
“Sebagian titik sudah ditangani, sebagian lainnya masih dalam tahap pengumpulan informasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait,” ujar Budi.
Pusdalops-PB BPBD Banyumas juga terus melakukan pemantauan cuaca dan kebencanaan secara intensif, mengingat potensi bencana susulan masih bisa terjadi karena kondisi tanah yang labil dan cuaca yang belum sepenuhnya stabil.