Curah hujan yang tinggi sejak Minggu (25/10/2020) hingga Senin pagi (26/10/2020) menyebabkan 113 rumah pada dua desa di Kemranjen terendam banjir. Bahkan, ada rumah yang terendam banjir setinggi lutut orang dewasa. Dari musibah banjir tersebut tak ada korban jiwa.
Hal tersebut dibenarkan Koordinator Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Banyumas, Ady Candra. Dia mengatakan, rumah yang terendam banjir ada di Desa Kedungpring di RT 1 RW 2 sebanyak 17 rumah, kemudian di RT 2 RW 2 sebanyak 22 rumah.
“Di Desa Kecila terdapat 74 rumah yang terendam banjir yang berada di RT 1 RW 1, RT 1 RW 5, RT 1 RW 8, RT 2 RW 8 dab RT 3 RW 8,” ujar dia.
Genangan air yang meluap dan menggenangi rumah warga setinggi 40 sampai 80 sentimeter. Dia mengatakan, TAGANA, warga, BPBD, PMI, dan sejumlah relawan lainnya telah melakukan upaya penutupan air yang meluap dari sungai.
Kemudian terharap ratusan warga, pihaknya melakukan evakuasi di sejumlah tempat yang tidak tergenang air.
“Kita sudah lakukan evakuasi sementara, tetapi sampai siang ini sudah surut. Warga tidak buat tenda darurat karena warga sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” ujarnya.
Banjir tersebut, lanjut pria yang akrab disapa Ace ini, merupakan luapan dari tiga sungai yakni Sungai Bodong, Sungai Papringan, dan Kecila.
“Itu memang sulit untuk dibendung warga. Sehingga harus ada normalisasi sungai, karena sungai itu panjang. Paling untuk masyarakat menyiapkan karung pasir, agar hewan melata seperti ular tidak masuk ke rumah,” kata dia.
Sementara itu Anggota Bidang Kebencanaan PMI Banyumas, Ariono mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan terkait banjir di Kemranjen.
“Kami sudah menyiapkan bahan makanan bagi warga yang terdampak,” ujarnya.
Dari catatan pihaknya, selain banjir ada juga kejadian tanah longsor. Sebuah rumah terdampak longsor di Desa Karangsalam, Kecamatan Kemranjen. Selain itu, ada juga kejadian longsor di Desa Adisana, Kecamatan Kebasen.