SERAYUNEWS – Kepercayaan masyarakat terhadap dolar Zimbabwe (ZWL) semakin pudar. Pasalnya masyarakat setempat justru memilih menggunakan dolar Amerika sebagai transaksi.
Dolar Zimbabwe di gadang-gadang menjadi salah satu mata uang yang tidak memiliki nilai tukar di penjuru dunia meskipun telah beberapa kali melakukan upaya redenominasi.
Redenominasi sendiri adalah penyederhanaan mata uang menjadi lebih kecil tanpa menguranginya. Tujuannya yaitu memperkuat nilai mata uang tersebut.
Sebagaimana di ketahui, ambruknya Dolar Zimbabwe usai di-landa krisis berkepanjangan serta pemakzulan Presiden Robert Mugabe pada 2017.
Melansir dari berbagai sumber, kebijakan Robert Mugabe mengenai distribusi lahan menyebabkan Zimbabwe kekurangan bahan pokok yang kronis.
Sementara Bank Sentral Zimbabwe terus mencetak uang untuk membiayai defisit anggaran yang mengakibatkan terlalu banyak uang yang beredar.
Tak berhenti di-situ, dampak pandemi Covid-19, lonjakan inflasi, serta kenaikan suku bunga di tingkat global membuat kondisi Zimbabwe dapat dikatakan hiperinflasi.
Di sisi lain, laporan yang ada mengabarkan bahwa awal mula inflasi Zimbabwe dikarenakan adanya ekspektasi inflasi dari masyarakat dan pelaku ekonomi terhadap tingkat inflasi di masa depan.
Dengan begitu, mata uang Zimbabwe sudah tak lagi berharga dan dipandang sebelah mata.
Bagaimana tidak, per 2 Desember 2023 nilai 1000000000000000150726508544.00 Z$ ke rupiah adalah sebesar Rp155,03.
Adapun penanganan inflasi di Zimbabwe harus dilakukan dengan menaikkan suku bunga acuan, tidak cukup hanya melakukan pendekatan moneter saja.
Sebagai penutup, pemerintah Zimbabwe harus mampu menjaga devisa negara agar tetap kuat terhadap nilai tukar mata uang lain.
Itulah ulasan terkait nilai mata uang Zimbabwe terhadap rupiah. *** (Luqman D Kurniawan)