Purwokerto, serayunews.com-
Menurutnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi, dari mulai ekonomi hingga kesempatan para pelaku tindak pidana untuk melakukan aksinya terutama karena kelalaian korban itu sendiri.
“Di situasi pandemi, kejahatan meningkat bukannya menurun. Oleh karena itu dari sisi kriminologi penyebab kejahatannya apakah karena lingkungan yang kita tidak peduli? Atau karena lengahan kita? kelengahan kita di rumah tidak dikunci, sepeda motor tidak dikunci (stang, red). Seharusnya parkir itu pada tempatnya, kemudian kalau meninggalkan rumah lapor ke RT atau lingkungan dan sebagainya,” ujar Prof Hibnu.
Selain faktor kelalaian masyarakat itu sendiri, ada juga faktor ekonomi. Kebutuhan para pelaku kejahatan, ikut meningkat seiring harga berbagai bahan makanan mengalami kenaikan.
“Ada juga faktor kebutuhan, karena situasi serba mahal sehingga kondisi sulit. Minyak goreng naik semua, selain karena kebutuhan ada kondisi kesempatan juga,” kata dia.
Oleh sebab itu, dia mengingatkan kepada masyarakat, terlebih saat menjelang bulan puasa dan lebaran, angka kejahatan biasanya mengalami peningkatan yang cukup drastis.
“Semua harus mengantisipasi menjadi polisi bagi diri sendiri. Kita juga harus menjaga gotong royong, menjaga kamtibmas (keamanan ketertiban masyarakat, red) dalam situasi seperti ini,” ujarnya.
Kejahatan meski kecil tapi sangat meresahkan, karena dapat menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat. Sehingga tidak dapat bekerja ataupun hidup dengan tenang.
“Kegelisahan di masyarakat yang menjadikan situsiasi tidak aman, dalam kondisi tidak aman bekerja tidak tenang, hidup tidak tenang,” katanya.