Project Manager PT. Angkasa Pura II, Catur, menyampaikan, kondisi pandemi Covid-19 yang harus menghindari kerumunan sedikit banyak menjadi kendala. Sehingga, lanjutnya, terjadi deviasi progres fisik terhadap rencana master scedule ADD II (waktu-red) sebanyak minus 15,8593 persen.
“Hingga pekan ke 74 akhir, November ini, telah terealisasi 75,0315 persen dari rencana kondisi sesuai KAHAR 90,8908 persen,” kata Catur, pada acara Coffee Morning Bersama Pjs Bupati dan Forkopimda Purbalingga di Markas Lanud JB Soedirman, Selasa (1/11/2020).
Secara rinci, Catur menjelaskan bahwa untuk pembangunan runway 99,74%, appron 100% dan jalan akses 41,64%. Jika sesuai pentahapan pembangunan tahap IA, meliputi pengerjaan sisi udara terdiri dari pembangunan runway, taxy way, appron, dan prasarana parkir.
“Sedangkan untuk pembangunan terminal belum ada informasi pembangunan tahap IB,” ujarnya.
Dia juga menyampaikan sejumlah kendala. Seperti adanya saluran existing yang berpotensi meluap, monumen pesawat existing yang belum dipindah, dan masih adanya lima obstacle tiang listrik di ujung runway.
“Khusus untuk obstacle tiang listrik, sudah berkoordinasi dengan PLN untuk proses pemindahannya. Kami mohon bantuan pemkab atau pemprov untuk percepatan pemindahannya. Setidaknya sebelum uji kalibrasi runway pada Januari mendatang sudah dapat dipindahkan,” katanya.
Sementara itu, Pjs Bupati Sarwa Pramana memerintahkan kepada Assisten Pembangunan dan Ekonomi, untuk bisa membantu mengatasi kendala yang ada. Sehingga bisa melakukan percepatan pembangunan.
“Saya minta assisten pembangunan dan ekonomi untuk kordinasi, jadi bisa terwujud percepatan,” katanya.
Semakin cepat bandara terealisasi maka semakin baik. Sebab, keberadaan bandara akan sangat berpengaruh dengan peningkatan perekonomian daerah. Tentunya, para pejabat Pemkab Purbalingga juga perlu mempersiapkan diri. Satu di antaranya dengan meningkatkan integritas dan pelayanan. Harapannya dengan kemudahan dan integritas pelayanan publik mampu menarik investor untuk berusaha di Purbalingga.
“Ini persaingan yang harus disikapi dengan integritas. Bagaimana akses jalannya dapat lebih nyaman, UMKM-nya juga mampu meningkatkan kualitasnya. Ini peluang untuk Purbalingga lebih maju,” katanya.
Acara Coffee Morning dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19, bertujuan untuk menjalin komunikasi antar berbagai pemangku kepentingan. Dengan harapan pembangunan Bandara JB Soedirman dapat berjalan lancar dan tepat waktu.