SERAYUNEWS– Jumlah penyandang penyakit Talasemia Mayor di Kabupaten Purbalingga bertambah. Data terakhir menyebutkan jumlah penderita sebanyak 87 orang, dari jumlah awal sebanyak 62 orang.
Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassaemia Indonesia (POPTI) Kabupaten Purbalingga Akhmad Khamid Supriyono mengatakan biaya pengobatan yang harus ditanggung pun cukup besar.
“Berkisar antara Rp 6 hingga 10 juta dan ditanggung oleh BPJS, sementara kebutuhan darah pun terus meningkat dan menjadi tantangan tersendiri bagi PMI,” katanya di sela-sela penyaluran dana hibah senilai Rp 162 juta kepada 87 penyandang Talasemia Mayor, oleh Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, di OR Graha Adiguna, Minggu (25/5/2025).
Dia juga mengungkapkan rasa terima kasih kepada Pemkab Purbalingga atas perhatian yang diberikan secara rutin kepada para penyandang talasemia. Menurutnya, bantuan ini sangat membantu untuk mendukung kebutuhan lauk-pauk dan transportasi menuju rumah sakit yang dilakukan rata-rata tiga minggu sekali.
“Alhamdulillah kita dapat bantuan dari Pemkab Purbalingga yang tujuannya agar bisa transfusi secara rutin dengan HB yang cukup tinggi minimal 7,5. Jangan lupa minum obat kelasi besi karena hanya itulah yang bisa membuat kuantitas dan kualitas anak kita akan lebih tinggi,” katanya.
Akhmad juga menyampaikan motivasi kepada para orang tua agar tetap bersemangat dalam mendampingi anak-anak mereka. Ia menekankan bahwa talasemia adalah warisan genetik, sehingga menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kondisi anak-anak agar tetap sehat dan ceria seperti anak-anak lainnya.
“Mari kita pompa semangat anak-anak kita untuk transfusi dan minum obat kelasi besi,” ujarnya.
Selama ini, POPTI Purbalingga telah menggelar berbagai program untuk meningkatkan semangat anak-anak penyandang talasemia, seperti Thalassemia Camp hingga produksi film. Ia berharap agar bantuan dari pemerintah tidak hanya diberikan secara rutin, tetapi juga ditingkatkan mengingat jumlah penderita terus bertambah dari tahun ke tahun.
Bupati Fahmi dalam kesempatan yang sama menyampaikan rasa syukur karena bisa menyalurkan anggaran dari APBD kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya penyandang talasemia.
“Kami dari Pemkab Purbalingga senang karena dapat memberikan bantuan kepada para penderita talasemia di Kabupaten itu artinya bahwa dana yang ada di APBD ini, yang nilainya Rp162 juta ini bisa bisa dialokasikan kepada yang membutuhkan,” kata Bupati Fahmi.
Ia menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjadikan bantuan ini sebagai program rutin tahunan, bahkan diupayakan agar nilainya terus meningkat dari tahun ke tahun.
Tak hanya soal bantuan finansial, Bupati Fahmi juga menekankan bahwa dukungan Pemkab Purbalingga akan terus berlanjut dalam aspek lain seperti penyediaan darah, obat-obatan, tenaga medis, dan fasilitas layanan kesehatan yang memadai.
Selain itu, Bupati menyampaikan bahwa program ‘satu desa satu mobil’ yang menjadi komitmen pemerintahan Fahmi-Dimas juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mendukung mobilitas penyandang talasemia menuju rumah sakit, khususnya untuk keperluan transfusi darah rutin.
“Kami merasa kami dari pemerintah Kabupaten Purbalingga menyampaikan bahwa Kami merasa penyandang talasemia ini harus bisa mendapatkan kesempatan yang sama harus bisa mendapatkan fasilitas yang layak,” ungkapnya.
Ia juga memberikan semangat kepada para penyandang talasemia dan keluarganya agar tetap tabah dan kuat dalam menjalani proses pengobatan. Ia memastikan bahwa mereka tidak berjuang sendirian karena ada dukungan dari keluarga, Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassaemia Indonesia (POPTI), dan pemerintah daerah.
Thalasemia mayor adalah bentuk talasemia yang paling berat, juga dikenal sebagai anemia Cooley. Ini adalah kondisi genetik yang menyebabkan tubuh kesulitan memproduksi hemoglobin dalam jumlah yang cukup, sehingga menyebabkan anemia berat. Penderita thalasemia mayor membutuhkan transfusi darah rutin dan perawatan medis yang ekstensif, serta dapat mengalami komplikasi serius seperti gagal jantung dan masalah organ lainnya.