Purwokerto, serayunews.com
Kepala Dishub Banyumas, Agus Nur Hadie mengatakan, Kementerian Perhubungan mengapresiasi pengoperasian Trans Banyumas dan dalam evaluasi menjadi yang terbaik. Penilaiannya mulai dari tingkat kepatuhan, load factor, rendahnya pelanggaran serta kondusivitas wilayah.
“Kita rutin melakukan evaluasi untuk Trans Banyumas. Misalnya ada koridor yang jumlah penumpangnya tidak terlalu tinggi, akan kita evaluasi untuk untuk perbaikan,” jelasnya, Sabtu (17/9/2022).
Agus mencontohkan, dari tiga koridor Tras Banyumas, yang paling rendah load factornya adalah koridor 3. Padahal koridor dengan rute Terminal Bulupitu-Terminal Kebondalem tersebut, melewati banyak tempat strategis seperti sekolah, perkantoran dan pertokoan. Dishub kemudian melakukan evaluasi dan mengganti titik pemberhentian yang lebih strategis. Hasil evaluasi ini mampu mendongkrak load factor koridor 3 dari yang semula rata-rata hanya 40-50 persen, meningkat menjadi 60 persen.
Untuk koridor dengan load factor tertinggi yaitu koridor 2 dengan rute Terminal Notog-Terminal Baturraden yang rata-rata mencapai 120 persen. Untuk koridor 1 rute Pasar Pon-Terminal Ajibarang antara 70-80 persen.
Selain evaluasi titik pemberhentian bus, Dishub juga rutin melakukan pembinaan kepada para sopir untuk meningkatkan attitude. Sopir Trans Banyumas harus ramah, senyum, menyapa, sopan, dan dispilin.
“Intinya sopir Trans Banyumas itu harus berbeda dengan sopir pada umumnya. Mereka harus memberikan pelayanan yang terbaik, bersikap ramah dan sopan. Tidak boleh memegang HP selama berkerja, patuh lalu lintas, serta ada batasan kecepatan bus juga,” terang Agus.
Dishub Banyumas juga memiliki ruang khusus untuk memantau operasional Bus Trans Banyumas. Salah satu petugas, Mia Astuti mengatakan, aplikasi pemantauan tersebut terkoneksi langsung dengan Kementerian Perhubungan. Pemantauan ini sangat lengkap dan detail, mulai dari jumlah penumpang, kondisi dan aktivitas sopir, jarak kendaraan, kecepatan, lokasi pemberhentian dan lain-lain.
“Setiap bus memiliki 6 CCTV, mulai dari depan sopir, bus bagian dalam hingga di luar bus. Sehingga jika sopir mengantuk atau main HP akan terpantau. Begitu pula dengan kecepatan bus, jika melebihi batas, pihak operator dalam hal ini PT Banyumas Raya akan memberi peringatan pada sopir. Lemudian saat mendekati titik pemberhentian, sopir juga diingatkan untuk mengurangi kecepatan,” tuturnya.
Dari data yang terpatau, rata-rata jumlah penumpang Trans Banyumas setiap hari pada kisaran 6-7 ribu. Khusus untuk akhir pekan pada Sabtu dan Minggu, ada peningkatan penumpang, rata-rata di atas 7 ribu.
Komitmen Dishub Banyumas untuk menyediakan sarana transportasi yang murah, nyaman dan berkualitas patut diacungi jempol. Sebab indikator utama kinerja Dishub adalah terintegrasinya transportasi umum yang baik, sehingga memudahkan penumpang. Selain pemantauan dan evaluasi pada Bus Trans Banyumas, Dishub juga rutin berkoordinasi dengan konsorsium Bus Trans Jateng maupun Dishub Provinsi Jateng.
“Untuk Bus Trans Jateng, kita berkoordinasi terkait titik pemberhentian, misalnya dari Bukateja, ke bandara, Terminal Bulupitu lalu ke Pasar Pon. Maka di Pasar Pon kita juga siapkan Bus Trans Banyumas dan angkutan kota yang siap melayani rute lanjutan penumpang, jadi semua terkoneksi dengan baik dan tertata,” kata Agus.
Kinerja Dishub Banyumas dalam penyediaan dan koneksivitas angkutan umum ini, juga mendapatkan apresiasi Ketua Komisi II DPRD Banyumas, Subagyo SPd.MSi. Selaku komisi yang rutin berkoordinasi dengan Dishub, Subayo juga memberikan banyak support serta masukan untuk perbaikan pelayanan transportasi di Banyumas.
“Dishub Banyumas sangat total dalam pengoperasian Bus Trans Banyumas, terbukti sejak beroperasi sampai dengan sekarang, tidak pernah muncul permasalahan yang berarti. Para sopir juga disiplin dan yang terpenting masyarakat mendapatkan kemudahan dengan keberadaan Trans Banyumas, karena komitmen kami di DPRD adalah kerja dari semua bidang, dinas dan lainnya, harus membawa manfaat bagi masyarakat,” kata wakil rakyat dari PDIP ini.