Purwokerto, serayunews.com
Meski terlihat ada perbedaan yang sedikit mencolok, dengan keberadaan para warga keturunan, namun suasana berbuka puasa di Puhua School terlihat penuh keakraban. Saling berbagi makanan dan obrolan yang akrab terlihat di berbagai sudut sekolah tersebut.
“Ketika saya mendapat undangan untuk berbuka puasa bersama di Puhua School ini, merupakan surpraise tersendiri. Siapapun tahu bahwa sekolah ini identik dengan warga keturunan, namun mereka menunjukkan kebersamaan yang sangat tinggi,” kata Rektor UIN Saizu Prof Dr.H.Mohammad Roqib M.Ag.
Rektor yang juga ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Banyumas ini menyampaikan, acara berbuka puasa ini merupakan upaya kebersamaan. Caranya, dengan menerima seluruh keberagaman dan buka puasa di Puhua menjadi istimewa karena menunjukkan kesadaran yang lebih tinggi. Daripada, lanjutnya, dengan orang yang berkumpul dalam suasana homogeni satu kelompok, satu aspirasi politik dan lainnya.
Baca juga: [insert page=’robot-pembersih-pantai-sea-side-co-sma-puhua-raih-juara-ii-dan-favorit-lomba-bisnis-tingkat-nasional’ display=’link’ inline]
“Konflik itu berpotensi muncul, ketika yang berbicara adalah siapa dia, siapa saya. Tetapi jika sudah berbicara siapa kita, artinya sudah memiliki rasa kebersamaan dan itu sangat menyejukkan,” tutur Roqib.
Menurut Rektor UIN Saizu menyampaikan, pada era sekarang, banyak orang berupaya mengusung politik identitas. Maka, apa yang Puhua School lakukan menjadi momentum untuk memberikan pesan pentingnya kebersamaan kepada masyarakat luas.
“Jangan lagi ada klaim hitam-putih, hanya karena ada keinginan yang berbeda. Acara Puhua School ini menjadi upaya menetralisir tanpa harus berkampanye yang memihak, tetapi justru langsung dengan aksi kebersamaan,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Puhua, Yudi Sutanto mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa kepada kaum muslim. Menurutnya, ada perbedaan, sudah seharusnya beserta dengan adanya kebersamaan.
“Puhua memang majemuk, tetapi kita menjunjung tinggi filosofi bersama dalam perbedaan. Semua agama dan budaya menyatu di sekolah ini, bahkan guru bahasa Mandarin di sini warga muslim yang berjilbab. Sebanyak 67 persen guru dan staf Puhua adalah muslim,” terangnya.
Acara buka puasa bersama ini ditutup dengan berbagai permainan dengan banyak hadiah menarik yang dibagikan kepada peserta buka puasa.