Perlu "Satset", Tangani Banjir di Cilacap Bagian Timur
CilacapNews

Perlu “Satset”, Tangani Banjir di Cilacap Bagian Timur

Bagikan:

Bencana banjir yang melanda Cilacap, khususnya wilayah bagian timur dibutuhkan penanganan mendesak. Soalnya, banjir yang kerap melanda belakangan ini dapat menimbulkan gejolak ekonomi, terlebih sejumlah wilayah yang terdampak banjir merupakan daerah sektor pertanian penyangga lumbung pangan nasional.


Cilacap, serayunews.com

Dampak cuaca buruk yang terjadi beberapa tahun terakhir ini mengakibatkan bencana banjir besar melanda sejumlah wilayah Cilacap, salah satunya melanda sejumlah wilayah Cilacap bagian timur. Bahkan, dalam dua bulan terakhir sudah dilanda banjir berkali-kali.

Adapun sejumlah wilayah yang paling terdampak seperti sejumlah desa di Kecamatan Kroya dan Nusawungu. Dampaknya selain merendam rumah penduduk, sarana infrastruktur, fasilitas umum, banjir juga merendam area persawahan.

Analis Kebencanaan BPBD Cilacap Gatot Arief Widodo menyampaikan, bahwa ada beberapa hal penyebab banjir yang kerap melanda wilayah tersebut, di antaranya hujan dengan intensitas tinggi, kemudian saluran air atau sungai yang tak mampu menampung debit air. Bahkan, kiriman air dari wilayah hulu juga turut menyumbang banjir.

Untuk itu, perlu penanganan mendesak untuk meminimalisir dampak yang lebih luas lagi. Terlebih banyak persoalan yang perlu ditangani seperti ancaman tanggul kritis, dan pendangkalan sungai akibat sedimentasi. Namun kewenangannya ada pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak.

“Awal tahun kami meminta kepada BBWS ada dua hal, dibuat embung di dua aliran sungai yaitu Tipar di Desa Buntu, nantinya ditahan dulu di mangkok atas, nanti tertahan di Buntu, Mujur Lor, Mujur, tertahan tidak langsung turun. Kedua embung di Tambak Banyumas, karena kiriman dari Kemranjen, Sumpiuh yang masuk ke Kali Ijo ditahan dulu,” ujarnya, Selasa (8/11/2022).

Pintu Air

Selain itu, BBWS SO juga diminta lebih memperhatikan masalah pintu air di muara sungai (ke laut). Fungsinya sebagai kotrol keluar masuknya air, baik dari pasang air laut dan air banjir sendiri.

“Kemudian masalah pintu air yang ke laut, banyak yang rusak dan perlu diperbaiki oleh BBWS SO. Kalau air pasang naik tentunya harus ditutup, dan ketika hujan banjir bisa dibuka. Ini menjadi salah satu tugas kewenangannya BBWS SO,” ujarnya.

Sedangkan untuk normalisasi sungai, menurunya sebagai pilihan ketiga, sebab meskipun dilakukan pengerukan sungai dinilainya tidak efektif jika sedimentasi terus menumpuk.

“Karena kalau dikeruk pun dan sedimentasinya kenceng gak akan lama, justru perlu bak kontrol baik berupa embung atau waduk di Buntu dan Tambak. Itu jauh lebih efektif kalau hanya tahunan dikeruk normalisasi,” katanya.

Untuk itu, pihaknya mendorong agar penanganan banjir di Cilacap bagian timur segera tertangani, supaya perekonomian masyarakat yang sebagian besar Petani tidak terganggu, terlebih Cilacap sebagai wilayah penyangga lumbung pangan nasional.

“Kalau ini tidak ditangani, mata pencarian masyarakat Kroya akan terganggu, lumbung padinya Cilacap akan terganggu, ketahanan pangan nasional terganggu. Kerugian masyarakat akan lebih tinggi dan investasi pertanian tidak tersedia lagi, lebih bahaya. BBWS harusnya didorong cekat ceket,” ujarnya.

Sementara ini, terkait penanganan hal tersebut, belum ada keterangan dari pihak dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWS SO).

Editor: Adi Kurniawan