SERAYUNEWS- Pemerintah kembali mengambil langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meluncurkan lima paket stimulus ekonomi yang kemudian Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati sampaikan langsung ke publik.
Dalam keterangan di Instagram pribadinya, Sri Mulyani membeberkan paket stimulus ini pemerintah siapkan. Total anggaran mencapai Rp24,44 triliun. Penyalurkan bantuan akan mereka lakukan pada Juni hingga Juli 2025.
Sasaran utama kebijakan ini adalah masyarakat berpenghasilan rendah, pekerja sektor informal dan formal, serta sektor transportasi dan logistik yang terdampak perlambatan ekonomi global.
“Alhamdulillah kemarin Bapak Presiden @Prabowo telah memberikan 5 paket stimulus dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan masyarakat,” tulis Sri Mulyani melalui keterangannya, Selasa (3/6/2025).
1. Diskon Transportasi Umum Selama Libur Sekolah
Anggaran: Rp0,94 Triliun
Pemerintah memberikan potongan harga tiket transportasi umum nasional yang berlaku selama libur sekolah (Juni–Juli 2025), untuk mendukung mobilitas keluarga dan menggerakkan sektor pariwisata domestik.
Diskon yang diberikan meliputi:
Langkah ini ditujukan agar masyarakat, khususnya dari wilayah terpencil dan menengah ke bawah, dapat menikmati momen liburan dengan biaya transportasi yang lebih ringan.
2. Diskon Tarif Tol Nasional
Anggaran: Rp0,65 Triliun
Sebanyak 110 juta pengendara di seluruh Indonesia akan menikmati diskon tarif tol sebesar 20% selama masa libur sekolah.
Diskon ini berlaku di berbagai ruas tol utama, untuk mendorong peningkatan mobilitas dan mempercepat arus barang serta orang.
Namun, kebijakan ini menuai kritik dari sebagian masyarakat karena masyarakat menilai lebih menguntungkan pengguna kendaraan pribadi daripada masyarakat kecil yang tidak menggunakan tol.
3. Penebalan Bantuan Sosial dan Bantuan Pangan
Anggaran: Rp11,93 Triliun
Pemerintah memperkuat program perlindungan sosial dengan menambah manfaat bagi 18,3 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui:
Kedua bantuan ini akan disalurkan sekaligus pada bulan Juni 2025, mencakup dua bulan (Juni–Juli).
Tujuan utamanya adalah membantu keluarga miskin memenuhi kebutuhan pokok mereka di tengah tekanan inflasi dan harga pangan yang fluktuatif.
4. Bantuan Subsidi Upah (BSU)
Anggaran: Rp10,72 Triliun
Pemerintah memberikan BSU sebesar Rp300.000/bulan kepada:
BSU ini hanya diberikan sekali untuk dua bulan sekaligus, dan disalurkan pada bulan Juni. Penyalurannya akan menggunakan data BPJS Ketenagakerjaan sebagai rujukan utama.
Namun, banyak kritik muncul terkait akses pekerja informal yang tidak terdaftar di BPJS, seperti nelayan, pedagang kaki lima, dan pekerja serabutan yang berpotensi tidak menerima bantuan ini.
5. Diskon Iuran JKK bagi Sektor Padat Karya
Anggaran: Rp0,2 Triliun
Pekerja di sektor padat karya akan mendapatkan diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) sebesar 50% selama enam bulan ke depan.
Stimulus ini mereka rancang untuk mendorong produktivitas dan mengurangi beban biaya operasional perusahaan, sehingga perusahaan tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).
Peluncuran paket stimulus ini menuai reaksi beragam dari masyarakat. Banyak yang mengapresiasi langkah pemerintah, namun tak sedikit pula yang mengkritisi efektivitas dan ketepatan sasarannya.
Mayoritas kritik disampaikan melalui media sosial, terutama mengenai dengan tidak jadinya program diskon listrik 50% untuk pelanggan 450 VA, 900 VA, dan 1.300 VA.
Masyarakat menilai diskon listrik lebih tepat sasaran karena hampir seluruh rakyat Indonesia menggunakan listrik, baik di perkotaan maupun pedesaan.
“Lebih bermanfaat diskon listrik, Bu, karena semua orang pakai listrik. Bukan semua orang bisa liburan atau lewat tol,” tulis seorang netizen dalam kolom komentar akun resmi @smindrawati.
Ada pula yang menilai bahwa bansos dan BSU berisiko tidak merata akibat data penerima yang belum akurat, bahkan ada rumah-rumah mewah yang masih terdaftar sebagai penerima bantuan.
Kebijakan lima paket stimulus ekonomi ini adalah bagian dari strategi pemerintah dalam menjaga momentum pertumbuhan, mengatasi ketimpangan, dan meningkatkan daya beli masyarakat. Namun tantangan utama tetap pada penyaluran yang adil dan tepat sasaran.
Masyarakat berharap pemerintah terus mendengarkan suara rakyat, memperbaiki mekanisme pendataan, dan menyeimbangkan subsidi agar benar-benar menyentuh semua lapisan, terutama mereka yang paling rentan secara ekonomi.
“Kami berharap stimulus ini tidak hanya menggerakkan ekonomi makro, tapi juga benar-benar terasa di dapur rakyat kecil,” pungkas salah satu warga yang mengomentari unggahan Sri Mulyani.