
SERAYUNEWS – Setelah berakhirnya bulan Jumadil Akhir, umat Muslim memasuki bulan Rajab.
Bulan ketujuh dalam kalender Hijriah ini memiliki kedudukan istimewa karena termasuk salah satu dari empat Bulan Haram (Asyhurul Hurum). Mengagungkan bulan ini melalui ibadah puasa sunnah sangat dianjurkan.
Syaikh Muhammad Shalih al-Munajjid menyebutkan bahwa empat bulan suci yang dimaksud adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan Rajab. Peringatan ini sesuai dengan hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:
“Sesungguhnya zaman (tahun) ini telah berputar sesuai dengan aslinya ketika Allah menciptakan langit dan Bumi.
Setahun dua belas bulan, di antaranya empat bulan haram, tiga bulan berturut-turut: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharam, dan keempat adalah Rajab yang diagungkan kabilah Mudhar yang berada di antara bulan Jumadil Akhir dan Syaban.”
Di dalam Bulan Haram, setiap amal kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya, begitu pula sebaliknya, perbuatan dosa akan lebih berat timbangannya.
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis Kementerian Agama, 1 Rajab 1447 H jatuh pada hari Minggu, 21 Desember 2025. Bulan Rajab akan berlangsung selama 30 hari dan berganti Syaban pada 20 Januari 2026.
Perlu dipahami, puasa di bulan Rajab dilakukan bukan karena meyakini adanya keutamaan khusus pada tanggal-tanggal tertentu, melainkan karena Rajab adalah salah satu bulan yang dimuliakan (Bulan Haram).
Para ulama, seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahkan menyebutkan bahwa hadis yang mengkhususkan puasa Rajab sebulan penuh adalah lemah, bahkan palsu.
Sebagaimana yang dicontohkan para sahabat seperti Umar bin Khattab dan Ibnu Abbas RA, umat Islam dilarang berpuasa sebulan penuh di bulan ini agar tidak menjadikannya layaknya hari raya.
Dengan demikian, puasa yang dapat dilakukan selama bulan Rajab adalah puasa sunnah yang memang dianjurkan secara umum, seperti:
Puasa Senin-Kamis: Puasa rutin mingguan.
Puasa Ayyamul Bidh: Puasa yang dilakukan pada tanggal 13, 14, dan 15 Hijriah setiap bulannya.
Puasa Daud: Puasa selang-seling (sehari puasa, sehari tidak).
Puasa Mutlak: Puasa sunnah yang dapat dilakukan kapan saja.
Contoh Tanggal Puasa Sunnah di Bulan Rajab 1447 H:
| Hari | Tanggal Masehi | Tanggal Hijriah | Jenis Puasa |
| Senin | 22 Desember 2025 | 2 Rajab 1447 H | Puasa Senin |
| Kamis | 25 Desember 2025 | 5 Rajab 1447 H | Puasa Kamis |
| Senin | 29 Desember 2025 | 9 Rajab 1447 H | Puasa Senin |
| Jumat | 2 Januari 2026 | 13 Rajab 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh |
| Sabtu | 3 Januari 2026 | 14 Rajab 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh |
| Minggu | 4 Januari 2026 | 15 Rajab 1447 H | Puasa Ayyamul Bidh |
| Senin | 5 Januari 2026 | 16 Rajab 1447 H | Puasa Senin |
| Kamis | 8 Januari 2026 | 19 Rajab 1447 H | Puasa Kamis |
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ رَجَبَ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i sunnati Rajaba lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT.”
Tidak ada tata cara khusus atau perbedaan ritual dalam melaksanakan puasa sunnah di bulan Rajab dibandingkan puasa sunnah di bulan lainnya. Rukun puasa tetaplah dua, sesuai dengan ajaran syariat Islam:
Niat: Berniat dalam hati untuk berpuasa. Dalilnya adalah hadis Innamal a’malu binniyat yang menyatakan bahwa setiap amalan bergantung pada niatnya.
Menahan Diri: Menahan diri dari segala hal yang membatalkan puasa (makan, minum, dan lainnya) sejak terbitnya fajar hingga Matahari terbenam (waktu Maghrib).
Amalan Sunnah Puasa:
Sahur: Disunnahkan mengawali puasa dengan makan sahur.
Berbuka Segera: Disarankan untuk segera berbuka puasa ketika waktu Maghrib telah tiba.
Doa Buka Puasa: Dianjurkan membaca doa buka puasa setelah berbuka.
Semoga informasi ini memberikan panduan yang bermanfaat bagi umat Muslim dalam mengagungkan Bulan Haram, Rajab 1447 H, dengan menjalankan ibadah puasa sunnah.***