SERAYUNEWS—Akhirnya demonstrasi di Bangladesh mencapai puncaknya. Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri pada hari Senin 5 Agustus 2024.
Wanita besi Bangladesh yang memiliki kekayaan Rp30 triliun ini meninggalkan kediaman rasmi di ibu kota Bangladesh, Dhaka, dengan menaiki helikopter militer bersama saudara perempuannya menuju India.
Kepergian Hasina disambut gembira oleh warga Bangladesh. Beberapa warga disebut menari di atas tank sebelum berupaya menerobos kediaman resmi Hashina yang berkuasa hampir 20 tahun itu.
Apa yang terjadi di Bangladesh adalah kekerasan terburuk sejak lahirnya negara
Asia Selatan tersebut lebih dari lima dekade lalu. Aksi demo panjang berdarah ini telah menewaskan sekitar 409 orang sejak Juli lalu.
Panglima Militer Bangladesh Jenderal Waker Uz Zaman mengumumkan secara resmi pengunduran diri Hasina dalam pidatonya di televisi nasional. Zaman turut menegaskan bahwa pemerintahan interim akan segera dibentuk.
Kerusuhan demo mahasiswa di Bangladesh pertama kali terjadi pada di Universitas Dhaka, Senin (15/7/2024). Awalnya, kerusuhan hanya melibatkan peserta demonstran dengan kepolisian di Dhaka. Namun, belakangan kerusuhan meluas dari kawasan ibu kota ke kota-kota lain.
Mahasiswa melakukan demonstrasi sebagai bentuk protes terhadap kuota pegawai negeri sipil yang mencapai 30 persen untuk keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971. Kuota ini menguntungkan sekutu partai yang berkuasa.
Para demonstran menilai sistem tersebut diskriminatif dan menguntungkan pendukung partai Liga Awami yang Perdana Menteri Hasina pimpin. Mereka pun mendesak agar sistem kuota berganti dengan sistem berbasis prestasi.
Meskipun Bangladesh adalah salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia, para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan tersebut belum menghasilkan lapangan kerja bagi lulusan universitas.
Perkiraan menunjukkan bahwa sekitar 18 juta generasi muda Bangladesh sedang mencari pekerjaan dengan dominasi lulusan universitas. ***(Kalingga Zaman)