Banjarnegara, serayunews.com
Jembatan dengan bentang sepanjang 60 meter dengan lebar 6 meter ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 6,7 miliar. Tidak hanya itu, jembatan ini didesain dengan masa pakai efektif hingga 50 tahun serta mampu menopang beban hingga 30 ton.
Jembatan Plipiran yang membentang sungai Clapar ini menjadi harapan baru bagi masyarakat sekitar, tidak hanya untuk akses pariwisata, tetapi juga membuka simpul ekonomi masyarakat sekitar.
Kepala Desa Limbangan Pujianto mengatakan, sudah sejak puluhan tahun lalu, masyarakat mengharapkan adanya jembatan penghubung yang layak, dan saat ini impian masyarakat sudah terwujud, bahkan jembatan ini juga menjadi harapan baru bagi masyarakat.
“Kami beserta warga sangat berterima kasih, adanya jembatan ini sangat berarti bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat desa kami, termasuk desa lain yang ada di sekitar jalur alternatif ini,” katanya.
Sejak diresmikan beberapa waktu lalu oleh bupati Banjarnegara, jalur ini kini sudah mulai ramai dan dimanfaatkan oleh masyarakat, termasuk kendaraan truk pengangkut hasil bumi yang sudah melintas karena kondisi jembatan yang kuat dan kokoh.
“Alhamdulillah, kami sungguh bersyukur, dan bersemangat karena akses ini sangat mendukung perkembangan ekonomi,” katanya.
Sementara itu, Bupati Budhi Sarwono mengatakan jika proses pembangunan jembatan sudah mencapai 100 persen dan dapat dinikmati. Dia juga berpesan agar masyarakat ikut menjaga dan merawat jembatan tersebut agar masa efektif pemakaiannya lebih panjang.
Dia juga meminta para Kades mengajak warganya untuk kreatif, sehingga perekonomian dapat tumbuh. Akses jalan yang sudah bagus, jangan hanya digunakan untuk jalan-jalan, tapi sedapat mungkin mendatangkan fungsi ekonomi.
“Pak Bupati ingin menantang Pak Kades dan semua warga masyarakat. Sekarang jalan sudah bagus, jembatan sudah bagus, kira-kira setahun lagi, hal kreatif apa yang akan dilakukan untuk meningkatkan perekonomian. Selanjutnya sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, pariwisata, semoga di daerah ini bisa meningkat dan bersaing dengan daerah lainnya. Monggo itu semua Panjenengan yang menentukan. Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri,” katanya.