SERAYUNEWS– Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menyampaikan ucapan perpisahan kepada Presiden Joko Widodo yang sebentar lagi mengakhiri masa jabatannya.
Luhut menyampaikan salam itu saat menghadiri peresmian Pabrik Bahan Anoda Baterai Litium di Kendal, Jawa Tengah, seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (7/8/2024).
“Saya kalau boleh mungkin sentimentil, selamat jalan, Pak. Bapak akan menjadi kenangan, walaupun masih 2-3 bulan Pak Presiden, tapi saya kira acara penting semacam ini buat saya pribadi sangat menyentuh,” ucapnya.
Bagi Luhut, Presiden Jokowi merupakan sosok yang akan selalu dikenang membangun mewujudkan industri hilirisasi. Luhut menyakini bahwa apa yang telah Jokowi letakkan akan menjadi landasan bagi mereka semua.
“Saya rasa hormat sama Bapak karena Bapak telah memimpin kami, paling tidak dari saya sendiri selama 10 tahun, berada di bawah Bapak dan masih ada dua, tiga bulan ke depan (menjabat), tapi saya yakin bahwa apa yang sudah Bapak letakkan ini akan menjadi landasan buat kita semua,” kata Luhut.
Salam perpisahan Luhut menjadi menarik, karena semua tahu hubungan kedekatan keduanya. Semua itu tak lepas dari rasa kepercayaan Jokowi yang besar pada sosok purnawirawan Kopassus TNI AD ini.
Kedekatan antara Luhut dengan Jokowi bukan baru-baru ini saja terjalin. Keduanya telah mengenal sejak 16 tahun silam. Peneliti Lowy Institute, Aaron L Connelly, dalam jurnalnya yang berjudul Indonesia Foreign Policy Under President Jokowi menyebutkan, Luhut dan Jokowi saling mengenal pada tahun 2008.
Kala itu, Luhut tengah mencari pihak yang dapat mengubah kayu mentah dari konsesi hutan miliknya di Kalimantan menjadi produk jadi. Luhut lantas diperkenalkan dengan Jokowi, eksportir furnitur yang saat itu baru saja terpilih menjadi Wali Kota Solo. Mulai saat itulah, kerja sama bisnis antara keduanya terjalin.
Sejak 2009 kemitraan Jokowi-Luhut menajdi formal dalam usaha patungan Rakan Sejahtra antara bisnis furnitur keluarga Jokowi dan kelompok Tiba Sejahtra milik Luhut .
Sosok Luhut akhirnya dekat dengan Jokowi. Luhut yang kala itu telah menjadi petinggi Partai Golkar bahkan kabarnya menjadi penasihat politik Jokowi.
Kemudian, Luhut mengambil risiko mendukung Jokowi pada Pilgub Jakarta. Dia bertaruh bahwa gaya populis Jokowi dan pembangunan citra (pencitraan) akan menjadi keuntungan dalam memenangkan pemilihan. Taruhan Luhut ternyata membuahkan hasil dengan kemenangan Jokowi.
Persahabatan berlanjut di Pilpres 2014, yang berakhir juga dengan kemenangan Jokowi. Setelah memangku jabatan presiden pada Oktober 2014, Presiden Jokowi menghadapi perlawanan dalam koalisi pemerintahan yang baru.
Sebagai tanggapan, Jokowi menciptakan posisi kepala staf yang kuat untuk Luhut. Pada pertengahan 2016 Luhut mampu memperoleh kendali strategis atas portofolio yang tampaknya sederhana.
Kemudian, dia ubah menjadi salah satu pusat negara yang paling kuat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kelautan dan Investasi.
Akhirnya semua paham, Luhut menjalankan fungsi sebagai ‘tukang reparasi politik’ utama Jokowi dan sebagian orang menyebutnya sebagai Perdana Menteri de facto.
Apakah salam perpisahan ini menandakan berakhirnya aliansi politik keduanya? Luhut mengatakan bahwa dia mendapat pesan dari Jokowi untuk selalu berkomunikasi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto (6/8/2024).
Pesan ini jelas menandakan aliansi keduanya tetap berjalan, mengingat peran Jokowi sangat besar untuk memenangkan Prabowo.*** (Kalingga Zaman)