SERAYUNEWS — Suasana baru penuh nuansa Islami kini mewarnai Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIB Banjarnegara. Dua kamar hunian, yakni kamar 9 dan kamar 10, resmi disulap menjadi kamar santri yang memadukan keindahan seni kaligrafi dengan atmosfer religius khas pesantren.
Mengusung konsep kamar pesantren, ruangan ini dihias menyerupai tempat belajar agama yang khusyuk. Pintu kamar dihiasi kaligrafi Arab bernuansa emas yang elegan.
Sementara bagian depan menampilkan motif menyerupai sampul Al-Qur’an. Sisi belakangnya dipenuhi tulisan indah Asmaul Husna.
Dominasi warna hijau yang menenangkan berpadu dengan sentuhan emas, menciptakan kesan sakral sekaligus menghadirkan kenyamanan spiritual bagi para penghuni rutan.
Kepala Rutan Banjarnegara, Dodik Harmono, menjelaskan bahwa transformasi kamar santri ini merupakan bagian dari inovasi pembinaan keagamaan di lingkungan rutan. Tujuannya untuk menciptakan ruang yang kondusif bagi proses spiritual dan edukatif warga binaan.
“Kami ingin menghadirkan suasana yang benar-benar mendukung warga binaan dalam belajar agama. Dengan nuansa yang lebih religius, mereka diharapkan semakin betah, tenang, dan semangat menimba ilmu sebagai bekal setelah kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Lebih dari sekadar tempat tinggal, kamar santri Rutan Banjarnegara dirancang sebagai wadah pembentukan karakter. Di dalamnya, warga binaan dibimbing untuk memperdalam pemahaman agama, memperbaiki diri, dan menata ulang masa depan dengan bekal iman yang kuat.
Transformasi ini diharapkan menjadi awal lahirnya pribadi-pribadi yang lebih religius, siap menjadi agen perubahan positif setelah bebas nanti.
Upaya menghadirkan kamar santri di dalam rutan bukan hanya simbol pembinaan rohani, tetapi juga bentuk nyata dari komitmen pemasyarakatan untuk mengembalikan warga binaan ke jalan yang lebih baik.
Sebuah langkah kecil di balik jeruji, namun memiliki makna besar bagi perjalanan spiritual dan kehidupan para santri binaan.