Purwokerto, Serayunews.com
Kepala Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Banyumas, Agus Nur Hadie mengatakan, saat ini kecenderungannya sudah tidak lagi menggunakan jalur trayek atau sudah tak memakai papan trayek. Di sisi lain memang ada angkot yang masih berangkat, tapi banyak yang sudah tidak jalan.
“Jadi sekarang angkotnya jalannya sudah seperti kendaraan online, tergantung penumpang mau turunnya dimana, kalau penumpang setuju dengan harganya penumpang itu dibawa,” kata dia, Jumat (20/11/2020).
Penyataan tersebut diungkapkan, setelah pihaknya melakukan survei di lapangan, dimana selain faktor pandemi Covid-19, penurunan penumpang terjadi lantaran banyaknya ojek online (ojol).
“Memang kami sudah komunikasikan dengan sopir angkot, terkait pendapatan kondisi mereka. Sekarang mereka setorannya hanya 30 persen, jadi kalau dulu setorannya mencapai Rp 60 ribu sekarang hanya Rp 25 ribu per hari,” ujarnya.
Langkah yang dilakukan pihaknya untuk membuat agar para sopir angkot tidak semakin terpuruk, ada rencana mereka akan diperkejakan sebagai sopir BTS (Buy The Service).
“Inovasi rencana untuk para sopir angkot akan kita masukkan dalam program BTS itu,” kata dia.
Penurunan omzet sopir angkot di Purwokerto juga dibenarkan oleh salah satu sopir angkot, Yanto. Dirinya mengaku bingung dengan kondisi saat ini.
“Sepi sekarang. Saya seringnya bawa pulang cuman uang Rp 20 ribu saja,” kata dia.
Jumlah pendapatan tersebut, masih menurut Yanto mengalami penurunan 60 hingga 80 persen dari hari-hari sebelumnya. Selain itu, dengan jumlah pendapatan tersebut, juga dirasa sulit untuk kebutuhan sehari-hari, terlebih untuk membiayai anaknya yang sekolah.
“Apalagi sekarang sekolah online, ada biaya kuota internet. Terasa berat sekali,” ujarnya.