SERAYUNEWS – Belakangan ini, nama Satryo Soemantri Brodjonegoro menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama terkait aksi demonstrasi ASN (Aparatur Sipil Negara) terhadapnya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek).
Dalam demonstrasi tersebut, salah satu spanduk yang dibawa pendemo menjadi sorotan karena menyebutkan nama istri Satryo secara tersirat.
Spanduk tersebut berbunyi, “Institusi Negara Bukan Perusahaan Pribadi Satryo dan Istri.”
Selain itu, ada spanduk lain bertuliskan, “Kami ASN dibayar oleh negara, bekerja untuk negara, bukan babu keluarga.”
Hal ini membuat banyak orang penasaran, siapa sebenarnya istri Satryo Soemantri Brodjonegoro?
Istri Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah Silvia Ratnawati. Ia sering terlihat mendampingi sang menteri dalam berbagai acara resmi.
Salah satu momen penting yang dihadirinya adalah serah terima jabatan dengan Mendikbudristek periode 2019-2024, Nadiem Makarim, di Jakarta pada 21 Oktober 2024.
Selain itu, Silvia juga sering hadir dalam kegiatan formal lainnya bersama Satryo.
Dari pernikahannya, Satryo memiliki dua anak, salah satunya adalah Diantha Soemantri.
Rupanya, Diantha diketahui merupakan sosok yang diangkat sebagai guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia pada usia 42 tahun.
Pada Senin, (20/1) ratusan ASN melakukan aksi demonstrasi terhadap Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro.
Mereka nampak kompak memakai baju serba hitam dan berdemo di kantornya di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
Demonstrasi ini dilaporkan dipicu oleh insiden yang terjadi pada hari Jumat, 17 Januari 2025 lalu.
Insiden tersebut melibatkan pemindahan Neni Herlina yang dianggap sepihak. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Pranata Humas Ahli Muda sekaligus Pj. Rumah Tangga, ke Kemendikdasmen.
Menurut laporan, pemindahan ini tak sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga menuai kritik dari kalangan ASN.
Dalam aksi tersebut, para pendemo juga menyampaikan aspirasi mereka kepada Presiden RI, Prabowo Subianto.
Mereka meminta perhatian terhadap situasi internal Kemdiktisaintek, yang dinilai memerlukan pembenahan lebih lanjut.
Menanggapi isu ini, Sekretaris Jenderal Kemdiktisaintek, Togar M. Simatupang, menyatakan bahwa dinamika semacam tersebut merupakan hal biasa dalam sebuah organisasi.
Lebih lanjut, ia juga menegaskan bahwa Kemdiktisaintek selalu terbuka untuk berdiskusi dengan pihak-pihak terkait.
Namun, Togar membantah klaim mengenai pemindahan Neni Herlina yang dilakukan secara mendadak.
Ia mengisyaratkan bahwa prosedur tetap diikuti sesuai ketentuan yang berlaku.
Meski begitu, isu ini tetap menjadi sorotan publik, terutama karena melibatkan spanduk yang mengangkat nama istri Satryo.***