SERAYUNEWS – Setelah wafatnya Paus Fransiskus pada hari ini Senin, 21 April 2025, perhatian umat Katolik di seluruh dunia tertuju pada proses pemilihan pemimpin baru Gereja Katolik.
Sehingga, banyak yang bertanya, siapa pengganti Paus Fransiskus? Muncul satu nama yang banyak disebut sebagai calon kuat adalah Kardinal Filipina, siapa dia?
Pasalnya, sosok ini dikenal karena kedekatannya dengan umat dan pandangan pastoral yang inklusif.
Pemilihan paus dilakukan melalui konklaf, yaitu pertemuan rahasia para kardinal berusia di bawah 80 tahun. Diperkirakan ada 138 kardinal yang akan berpartisipasi dalam konklaf kali ini.
Mereka akan berkumpul di Kapel Sistina di Vatikan dan melakukan pemungutan suara hingga salah satu calon memperoleh dukungan dua pertiga suara.
Proses ini biasanya berlangsung selama beberapa hari dan dilakukan secara tertutup.
Luis Antonio Gokim Tagle lahir di Manila pada 21 Juni 1957. Ia ditahbiskan sebagai imam pada 1982 dan menyelesaikan studi doktoralnya dalam bidang teologi di Catholic University of America pada 1991.
Perjalanan karier gerejawinya cukup panjang. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Imus pada 2001 hingga 2011, lalu menjadi Uskup Agung Manila dari 2011 hingga 2020.
Sejak 2019, ia ditunjuk sebagai Prefek Kongregasi untuk Evangelisasi Bangsa-Bangsa, yang kemudian menjadi bagian dari Dikasteri untuk Evangelisasi.
Ia juga menjadi salah satu tokoh penting di lingkungan Vatikan, terutama setelah dipercaya sebagai pro-prefek seksi pertama evangelisasi dan kanselir Universitas Kepausan Urbaniana.
Kardinal Tagle dikenal luas karena pendekatannya yang humanis dan terbuka. Ia menyuarakan pentingnya Gereja bersikap lebih ramah terhadap mereka yang selama ini merasa tersisih.
Misalnya, seperti kaum LGBTQ dan umat Katolik yang telah bercerai. Ia juga aktif mendorong dialog antaragama dan sering menekankan kasih sebagai inti dari misi gereja.
Meski menentang aborsi dan tetap setia pada ajaran gereja, Tagle mengajak untuk menggunakan bahasa yang lebih lembut dan membangun ketika berbicara tentang isu-isu moral.
Pandangan ini menjadikannya sebagai tokoh yang sering disandingkan dengan semangat reformasi Paus Fransiskus.
Kehadiran kandidat dari Asia dalam bursa pemilihan paus memberikan harapan baru akan keterwakilan kawasan-kawasan yang mengalami pertumbuhan umat Katolik cukup pesat.
Asia, bersama Afrika, kini menjadi pusat perkembangan gereja yang penting, dan terpilihnya paus dari wilayah ini bisa memberikan warna baru dalam kepemimpinan gereja global.
Namun, tak bisa dipungkiri bahwa pendekatan Tagle yang cenderung progresif bisa menghadapi resistensi dari kelompok konservatif di antara para kardinal.
Meskipun begitu, kepribadiannya yang inklusif dan kemampuannya menjembatani perbedaan menjadikannya tetap sebagai kandidat yang sangat diperhitungkan.
Selain Luis Tagle, beberapa nama lain juga disebut-sebut dalam spekulasi konklaf. Di antaranya adalah Kardinal Pietro Parolin dari Italia, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan.
Ada pula Kardinal Matteo Zuppi yang dikenal aktif dalam misi perdamaian dan dialog antarumat.
Kardinal Peter Turkson dari Ghana serta Kardinal Péter Erdő dari Hungaria juga disebut sebagai calon kuat dengan latar belakang yang mumpuni.
Penutup
Pemilihan paus baru adalah momen penting dalam sejarah Gereja Katolik. Siapa pun yang terpilih akan menentukan arah dan kebijakan gereja dalam beberapa dekade ke depan.
Nama Kardinal Luis Antonio Tagle muncul sebagai simbol harapan akan masa depan yang lebih terbuka, penuh kasih, dan relevan bagi umat Katolik di seluruh dunia.***