SERAYUNEWS– Silent majority, suara publik yang bisu, yang tak terdengar, yang tersembunyi orang anggap sebagai faktor kemenangan Prabowo-Gibran. Benarkah hal itu?
Sebelum menjawab itu, ada baiknya kita bedah dahulu kelompok yang orang anggap memenangkan Prabowo.
Kelompok ini bisa jadi adalah mereka kelompok pemilih yang puas pada Jokowi dan memilih Prabowo-Gibran. Mereka memilih tidak bersuara, diam saja. Itu karena sudah merasa nyaman dengan situasi sekarang.
Berikutnya, kelompok mereka yang menghindari konfrontasi dengan the vocal minority. Mereka tak ingin menghabiskan enerji bertentangan dengan yang berbeda haluan.
Kelompok lain adalah mereka yang memllih bisu, karena memiliki orientasi dan prioritas hidup yang berbeda. Bagi mereka isu dinasti, demokrasi atau isu etika tidak menjadi prioritas utama hidup. Mereka lebih tersentuh oleh isu ekonomi, akses pada fasilitas kesehatan, kesempatan pendidikan, bantuan sosial dan tindakan karitatif lainnya.
Terakhir, seperti yang Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, katakan suara ini adalah kelompok mereka yang mengalami teror dari pendukung paslon 01 dan 02.
“Ada satu fenomena bahwa sebetulnya pendukung 02 ini adalah silent majority. Jadi, banyak pendukung 02 yang sebetulnya tidak atau belum mengekspresikan pandangannya karena adanya act of terror ya dari tokoh-tokoh 03. Seperti bung Rocky Gerung ini, mengatakan Ini adalah sebuah kesalahan moral, ini adalah sebuah tindakan yang tidak bisa dibenarkan,” kata Qodari dalam tayangan program Rosi di Kompas TV, Kamis (15/2/2024) malam.
Masih di acara TV yang sama, Rocky Gerung menuding faktor yang orang anggap memenangkan Prabowo adalah dusta.
“Yang Anda maksudkan tadi itu bukan silent majority dalam pengertian diam tapi menghanyutkan, tapi dia diam karena dihanyutkan, dihanyutkan oleh gegap-gempita 1 putaran, dihanyutkan oleh BLT, dihanyutkan oleh aparat. Kan itu yang terjadi kan, jadi hati-hati, saya kira itu dusta mengatakan itu,” ucap Rocky Gerung.
Hampir senada dengan Rocky, pengamat komunikasi politik Universitas Brawijaya Malang, Verdy Firmantoro mengungkapkan silent majority ini berasal dari kalangan grassroot yang mendapatkan bantuan sosial, orang yang merasakan sentuhan sentuhan kesejahteraan pada level bawah.
“Ini yang disebut sebagai silent majority, di mana orang-orang grass-root yang tentunya mereka tidak banyak mewarnai perdebatan publik tapi mereka menjadi pemilih aktif, dan betul-betul datang ke TPS menyuarakan aspirasinya. Itulah yang sepertinya menjadi penyebab mendulangnya angka bagi paslon 02,” jelas Verdy (15/2/2024).
Jadi, kemenangan Prabowo apakah benar karena silent majority yang mendapat guyuran bansos atau karena memperoleh teror moralnya? Anda yang berhak menjawab.*** (O Gozali)