Jeruklegi, serayunews.com
Waka Kurikulum SMK Komputama Jeruklegi Imam Sehudin mengatakan, pihaknya sudah membuat laporan. Sekolah menyerahkan proses selanjutnya kepada pihak kepolisian.
“Tindak lanjut prosesnya kami serahkan kepada pihak berwajib, untuk proses juga sudah masuk di Polres Cilacap. Pelaporan sudah masuk kemarin. Hari ini kita dapat panggilan kembali terkait pengumpulan bukti dan saksi-saksi,” ujar Imam saat dikonfirmasi, Selasa (17/1/2023).
Untuk antisipasi, pihak sekolah juga berkoordinasi dengan TNI dan Polri untuk memberikan sosialisasi dan edukasi. Harapannya siswa tidak mudah terprovokasi terhadap hal-hal yang membahayakan termasuk mencegah tindakan yang mengarah kepada kriminalitas.
Baca juga: [insert page=’update-kasus-penyerangan-smk-komputama-jeruklegi-polisi-amankan-17-orang’ display=’link’ inline]
“Untuk antisipasi penanganan siswa dengan melibatkan Polsek Jeruklegi memberikan sosialiasi dan edukasi agar tidak terpancing terprovokasi terhadap tindakan yang membahayakan. Untuk pengamanan, kami koordinasi dengan Polsek dan Koramil,” terangnya.
Imam menegaskan, kejadian itu murni penyerangan oleh sekelompok pelajar. Para pelajar itu tiba-tiba menyerang ke sekolah dengan menembakkan petasan kembang api dan melempari dengan batu. Dia menegaskan bahwa itu adalah penyerangan dan bukan aksi tawuran.
“Sebenarnya yang terjadi bukan tawuran tapi penyerangan, awalnya sekitar pukul 10.15 WIB. Saat istirahat pertama anak-anak kami ditembaki pakai petasan dan kembang api. Mereka mengarahkan ke ke halaman parkir utama. Kemudian karena sedang istirahat, anak-anak berada di luar kelas penasaran melihat ke bagian bawah,” ujarnya.
Namun, sesampainya di bagian bawah malah mendapat lemparan batu dan petasan. Sehingga para siswa hanya bisa bertahan di dalam ruangan dan guru menahan di depan gerbang dalam depan musala.
Baca juga: [insert page=’konvoi-berujung-perusakan-sekolah-di-jeruklegi-cilacap-3-pelajar-diamankan-polisi’ display=’link’ inline]
“Gerbang sempat roboh karena mereka tabrak dengan motor. Beberapa anak-anak masuk merusak motor memukul pakai bambu dan melepari dengan batu. Alhamdulillah dengan bantuan warga mereka bubar, dan kami fokus menahan anak-anak kami supaya tidak terpancing ikut keluar. Dari video yang beredar juga tidak ada anak kami yang turun karena memang posisinya diserang,” terangnya.
Kendati demikian, meski tidak ada korban luka, namun ulah penyerangan itu mengakibatkan kerusakan di sejumlah tempat. Ada kaca pecah hingga sepeda motor rusak parah, kerugian perkiraannya hingga puluhan juta rupiah.
“Kerusakan untuk fasilitas belajar Lab Perbankan Syariah, UKS, dan kelas 11 TKJ kaca pecah. Selain fasilitas belajar, kerusakan juga pada di tempat ibadah musala, dinding kaca yang pecah. Kebetulan di depan musala banyak motor siswa, ada tiga motor yang rusak cukup parah,” imbuhnya.
Sementara itu, kepolisian sudah memproses kejadian tersebut. Pihak Polresta Cilacap juga sudah melakukan penyelidikan. Bahkan sudah mengamankan sejumlah terduga pelakunya yang dugaannya merupakan siswa SMK di Kota Cilacap.