Purbalingga, serayunews.com
Christian Wijaya dan mendaki gunung, merupakan dua hal yang sulit untuk dilepaskan. Pria kelahiran 2 Januari 1977 itu, mengaku sangat mencintai hobi mendaki. Puluhan gunung di Indonesia telah dia tapaki. Terakhir, di usianya ke 44 tahun dia pecahkan rekor 100 kali mendaki Gunung Slamet.
“Minggu 24 Oktober 2021, itu genap ke 100 kali mendaki Gunung Slamet sampai puncaknya,” katanya.
Pekan sebelumnya, dia sadari sudah melakukan pendakian Gunung Slamet ke 98. Menggenapkan di angka 100, dia lakukan secara maraton. Pada 21 Oktober 2021, untuk pendakian ke 99, dan langsung disusul Minggu 24 Oktober 2021 untuk yang ke 100 kali.
Pria yang akrab disapa Kang Pacet ini menceritakan, jumlah 100 itu yang tercatat. Jika ditotal secara keseluruhan, jumlahnya lebih dari itu. Kali pertama mendaki Gunung terbesar di Jawa Tengah (Jateng), dia lakukan pada Oktober 1993.
“Gunung Slamet ini juga yang menjadi gunung pertama didaki,” ujarnya.
Hobi mendaki mulai digeluti sejak duduk di bangku SMA. Alumnus SMA st Agustinus Purbalingga ini, mengambil ekstrakulikuler SAGASPALA (Santo Agustinus Pecinta Alam). Hobi terus ditekuni hingga saat dia kuliah di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW). Dia gabung di UKM GAPPALA (Keluarga Pengamat, Pecinta Lingkungan dan Alam).
“”Hobi saya mendaki gunung. Jadi saya banyak meluangkan waktu saya untuk mendaki sejumlah gunung di Indonesia, terutama Gunung Slamet, yang berada dekat dengan rumah,” katanya.
Di keluarganya, dia tidak sendirian menekuni hobi tersebut. Bersama Adiknya, Harry Wijaya mereka telah melakukan petualangan pada puluhan gunung Indonesia. Hasil pengembaraan, mereka dokumentasikan melalui sebuah buku ‘Rekam Jejak Pendakian ke-44 Gunung di Nusantara’.
Saat pendakian ke 100 kali di Atap Jawa Tengah, Chistian dia ditemani puluhan pendaki dari berbagai wilayah Indonesia. Sebagai bentuk dukungan, pendaki pendamping Christian Wijaya menggunakan jersey khusus berwarna merah bertuliskan Mt Slamet 100 Summit. Sepanjang perjalanan naik dia juga dikawal oleh sejumlah pendaki.
Sesampainya di Puncak, rombongan melangsungkan syukuran dengan potong tumpeng. Selayaknya tumpeng lainnya, berbahan nasi kuning, dan sejumlah sayur serta lauk ingkung ayam.
“Awalnya tak pernah bermimpi bisa memecahkan rekor mendaki puncak Gunung Slamet sebanyak 100 kali,” kata pemilik rental peralatan outdoor Jejak Sang Petualang itu.