Purbalingga, serayunews.com
Ditegaskan bahwa keberadaan Bandara JBS, jangan sampai berhenti pada pembangunannya saja. Namun harus bisa melakukan transformasi dan pertumbuhan ekonomi.
Satu di antara tenaga ahli Fadjar Dwi Wishnuwardhani, menyampaikan apa yang sudah dilakukan Presiden RI melalui pembangunan Bandara JB Soedirman, jangan sampai hanya sebatas warisan bangunan saja. Namun, diharapkan bisa meninggalkan dampak yang lebih baik, khususnya pada bisa perekonomian.
“Jangan sampai legacynya selesai dalam membangun saja. Legacy-nya harus tersampaikan sampai pada transformasi ekonomi dan pertumbuhan ekonomi,” kata dia, saat bertemu Bupati Purbalingga, Jumat (05/11/2021).
Sehingga mereka turun langsung ke lapangan untuk bisa mengetahui kondisi yang ada. Nantinya bisa dirancang strategi penyelesaiannya. Melalui pemantauan seperti itu, maka akan bisa dikordinasikan dengan pemerintah pusat. Di antaranya dengan kementerian yang membidangi.
“Tugas kami memastikan, kami betul-betul ingin mengetahui kondisi di lapangan. Kalau memang ada hal-hal yang bisa dikerjakan bersama atau dikoordinasikan insyaallah kami bisa melakukan. Kewenangan kami hanya sebatas membantu koordinasi karena kami bukan lembaga teknis namun kami punya hubungan bagus dengan kementerian,” kata Fadjar.
Pihaknya telah melakukan kunjungan langsung ke Bandara JB Soedirman serta berdiskusi dengan pihak pihak terkait. Menurutnya Bandara JB Soedirman perlu diglorifikasi, bahwa bandara ini bukan hanya bandaranya Purbalingga demikian juga dampaknya, tidak hanya untuk Purbalingga tapi kabupaten di sekitarnya.
“Kami kira, kami harus jauh-jauh hari menyampaikan kepada siapapun bahwa Purbalingga ini program nasional yang tentunya berdampak pada nasional, paling tidak kepada klaster. Kami kira perlu adanya glorifikasi di antara semua kabupaten yang terdekat untuk mengatakan bahwa dampaknya bukan hanya pada Purbalingga,” katanya.
Bodro Prmbuditomo, Tenaga Ahli Madya Kedeputian III KSP menambahkan, Bandara JBS sudah cukup bagus dari segi proximity wilayah. Cukup dekat ke kabupaten manapun di sekitarnya. Menurutnya perlu dilakukan deteksi penumpang.
“Pada momentum penerbangan kembali 25 November nanti saatnya deteksi dari penumpang. Siapa mereka, datang atau pergi dengan tujuan apa. Bisa ditarik motivasi mereka apa. Sehingga kita bisa mendirect arah kebijakan kita agar fit dengan fakta yang kita harapkan,” katanya.
Sementara itu Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, juga menyampaikan curahan hatinya, atas sejumlah kendala penerbangan di Bandara JB Soedirman akhir-akhir ini. Mulai adanya kebijakan PPKM, dan persyaratan penerbangan bagi penumpang yang memberatkan. Sementara Pemkab Purbalingga punya beban moral untuk ikut sukseskan bandara.
Sejumlah kebijakan yang akan dilakukan di antaranya mendorong perangkat daerah, BUMD, DPRD termasuk perangkat desa untuk menggunakan pesawat dalam perjalanan dinasnya ketika koordinasi dengan kementerian atau kunjungan lain. Bupati juga berharap ada event nasional yang diselenggarakan di wilayah Jateng bagian Barat Selatan juga adanya integrated tourism antar kabupaten untuk meningkatkan animo penerbangan ke Bandara JB Soedirman.
“Kami sudah semaksimal mungkin membantu operasional bandara. Masalah kita, bandara ini toh sebenarnya tidak hanya untuk Purbalingga, tapi juga kabupaten lain di Jateng di Barat Selatan. Nah, sekiranya didukung oleh kebijakan kabupaten-kabupaten lain, provinsi atau pusat, untuk adanya instruksi memberdayakan bandara ini tentu akan sangat bagus sekali,” katanya.
Bupati berharap agar KSP dapat membantu mengoordinasikan kementerian terkait atau pemkab sekitar bandara juga Pemprov Jateng untuk membantu memakmurkan bersama keberadaan Bandara JB Soedirman. Disamping itu Bupati juga berharap agar KSP bisa mensoundingkan ke Presiden RI beberapa infrastruktur yang dijanjikan kementerian namun sampai saat ini belum terealisasi, misalnya SPAM bandara, dan Pengembangan Monumen Tempat Lahir Jenderal Soedirman.