Purbalingga, serayunews.com
Septo Winarno (27), pemuda dari Desa Banjaran, Kecamatan Bojongsari mengatakan, Desa Banjaran Kecamatan Bojongsari Purbalingga sudah dikenal dengan kerajinan bambunya. Beragam jenis kerajinan berbahan utama bambu, seperti anyaman bambu atau gedek, tempat tisu, tempat lampu serta ornamen lain.
“Saya ingin beda dari yang sudah ada. Maka saya pilih gambar sketsa wajah,” katanya.
Dijelaskan, sudah sejak lama Desa Banjaran terkenal akan kerajinan bambunya. Potensi bambu yang ada dibentuk berbagai macam kerajinan lalu dijual untuk menambah penghasilan masyarakat. Terlebih pada kondisi Pandemi yang hampir 2 tahun ini.
“Saya kerja di CV.Purbayasa, karena Pandemi jadi sering libur. Lalu saya mikir untuk menambah penghasilan,” ujarnya.
Septo mengatakan, untuk menggambar sketsa wajah, dirinya membutuhkan bambu wulung atau bambu hitam. Proses menggambar sketsa wajah ini kurang lebih memakan waktu sampai dua hari tergantung pada tingkat kerumitannya.
“Kurang lebih dua hari untuk menyelesaikannya karena harus menyesuaikan keinginan dari pemesan, biasanya mereka akan mengirimkan foto yang mau dibuat sketsa di bambu,” ujarnya.
Satu sketsa wajah dari bambu dijualnya senilai Rp 70 ribu sampai dengan Rp 150 ribu. Sementara ini, untuk mengenalkan hasil karyanya, Septo masih menawarkan melalui media sosial seperti facebook dan juga teman-temannya.
“Di Banjaran ini yang buat sketsa wajah dari bambu baru saya. Saya buat sesuai pesanan, promosinya lewat facebook,” kata Septo.
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) yang menerima langsung sketsa wajahnya merasa bangga dan senang. Menurutnya, sketsa wajah di bambu hasil karya pemuda Desa Banjaran sangat mirip dengan aslinya.
“Gambarnya mirip sekali dengan aslinya. Karyanya bagus semoga bisa dikembangkan lagi secara optimal,” kata Tiwi usai menerima sketsa wajah dari Septo.
Tiwi menyampaikan Desa Banjaran ini memiliki potensi kerajinan yang luar biasa. Dirinya mendukung upaya dari Pemerintah Desa (Pemdes) Banjaran yang akan membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha.
“Mudah-mudahan KUB ini bisa segera terbentuk sehingga nantinya bisa mengakses dana-dana dari pemerintah daerah untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dan pengembangan usaha,” jelasnya.
Kepala Desa Banjaran, Muhamad Ichmun (Ichmun) mengatakan warga Desa Banjaran sudah sejak lama memanfaatkan kearifan lokal yang tersedia melimpah sebagai tambahan penghasilannya. Potensi ini menurutnya akan terus dikembangkan dengan berbagai kerajinan bambu yang ada.
“Warga Desa Banjaran ini sangat kreatif, memanfaatkan potensi yang ada, ada yang membuat gedek atau anyaman bambu, keranjang bambu, tempat tisu bahkan ada satu yang membuat sketsa wajah dari bambu dan masih banyak hasil karya yang lainnya,” kata Ichmun.