Banjarnegara, serayunews.com
Kapolres Banjarnegara, AKBP Hendri Yulianto mengatakan, hingga saat ini sudah ada 14 orang yang melapor kehilangan anggota keluarganya. Mereka ada yang menghubungi melalui pesan WhatsApp maupun telepon, ada juga yang datang langsung melaporkan keluarganya.
“Untuk yang melapor ini, ada beberapa syarat saat melapor. Ini sangat penting untuk mencocokkan identitas korban yang hilang, dengan jasad yang kami temukan,” ujarnya.
Menurutnya, jika proses pencocokan selesai dan sesuai, maka akan berlanjut dengan penyerahan. Kebetulan saat ini, ada tim dokter dari DVI Polda Jateng.
“Dari 12 korban, yang sudah pasti identitasnya baru 1 dan sudah dibawa oleh keluarganya,” ujarnya.
Baca juga: [insert page=’pasutri-asal-lampung-korban-dukun-pengganda-uang-di-banjarnegara-hilang-sejak-2021′ display=’link’ inline]
Selain itu, ada juga laporan dari warga Lampung yang kehilangan dua anggota keluarganya. Hasil sementara, dua jasad ini merupakan pasangan suami istri. Dari hasil pencocokan sementara, hampir semua datanya juga cocok dengan korban.
“Hari ini yang dari Lampung dalam perjalanan, hampir semuanya cocok, tinggal nanti secara teknis kita atur proses pengambilannya,” katanya.
Jika nanti ternyata dua jasad suami istri ini cocok dengan laporan yang ada di Lampung, maka tinggal 9 jasad yang belum terdeteksi identitasnya.
Nantinya, polisi akan terus melakukan pengungkapan indentitas para korban pembunuhan Slamet, sang dukun pengganda uang.
“Pelapor yang sudah datang ini berasal dari beberapa kota seperti Yogyakarta, Palembang, Magelang, Wonosobo, dan daerah lainnya,” ujarnya.
Nuan Nurohman (39), warga Wonosobo mengaku, sengaja datang ke pos pengaduan Polres Banjarnegara untuk mencari ayah mertuanya, Edi Juwono (62) yang hilang pada 3 Oktober 2022 lalu.
Saat terakhir pergi, dia pamit ke wilayah perbatasan antara Kabupaten Wonosobo dengan Banjarnegara.
“Kala itu pamitnya mau ke tempat pekerjanya yang bernama mas Pelet. Saat dikonfirmasi membenarkan, bahkan sampai menginap. Tetapi keesokan harinya pergi dan tidak pamit, ternyata tidak pulang ke rumah,” katanya.
Dari kejadian ini, keluarga juga melaporkan ke Polres Wonosobo dan melakukan pencarian, namun hasilnya nihil. Adanya informasi penemuan mayat korban pembunuhan ini, dia ingin memastikan siapa tahu ayah mertuanya ikut menjadi korban pembunuhan dukun Slamet.
“Kami tadi sudah melapor dan menyerahkan bukti-bukti, termasuk mengambil DNA istri saya yang merupakan anak kandungnya, untuk menyamakan dengan jasad korban yang kami temukan,” ujarnya.