SERAYUNEWS- Menyambut Hari Raya Idul Adha 2025, masyarakat Indonesia bersiap untuk melaksanakan ibadah kurban.
Namun, pembagian daging kurban bukan sekadar aktivitas sosial, melainkan juga harus dilakukan dengan cara yang higienis dan aman agar manfaatnya benar-benar sampai kepada penerima.
Pakar dari IPB University, Dr. Henny Nuraini, mengingatkan pentingnya pengemasan dan distribusi daging kurban secara tepat. Ia menegaskan bahwa daging, jeroan, dan tulang harus dipisahkan agar tidak terjadi kontaminasi silang.
“Pastikan kemasan dalam kondisi bersih. Pisahkan antara daging, jeroan, dan tulang agar tidak saling mengkontaminasi,” jelas Henny, yang juga merupakan Auditor LPPOM MUI di laman resmi MUI.
Henny merekomendasikan penggunaan kemasan food grade untuk membungkus daging kurban. Beberapa contoh kemasan yang aman antara lain:
1. Plastik khusus makanan (food grade plastic)
2. Kotak plastik tipe thinwall
3. Wadah kaca
4. Kemasan berbahan ramah lingkungan, seperti:
– Besek dari bambu
– Kotak kertas tebal
– Daun pisang
– Daun jati atau jenis daun lain yang bersih dan aman
Penggunaan kemasan ramah lingkungan juga bagus sebagai upaya menjaga kelestarian alam dan mengurangi sampah plastik pasca pembagian kurban.
“Jika memungkinkan, gunakan kemasan berbasis alam seperti daun pisang atau besek bambu. Selain aman, kemasan ini juga lebih ramah lingkungan,” terang Henny.
Henny memberi peringatan keras terkait penggunaan plastik daur ulang, seperti kantong plastik kresek hitam. Plastik jenis ini berpotensi mengandung zat beracun yang dapat bermigrasi ke dalam daging apabila bersentuhan langsung.
“Plastik daur ulang tidak layak untuk membungkus makanan karena bisa memindahkan senyawa toksik ke dalam daging. Jika memang terpaksa digunakan, jadikan hanya sebagai lapisan luar, bukan kemasan utama,” imbuhnya.
Daging kurban tergolong bahan pangan yang mudah rusak, apalagi jika Anda bungkus plastik dalam waktu lama dan Anda biarkan di suhu ruang.
Suhu yang meningkat dalam kemasan akan mempercepat pertumbuhan mikroorganisme penyebab pembusukan.
“Daging harus segera dibagikan atau dikonsumsi. Jika belum sempat, simpan dalam kulkas atau freezer untuk menjaga kualitasnya,” tegasnya.
Henny menyarankan panitia kurban dan masyarakat mempercepat proses distribusi daging kepada penerima, agar daging tetap dalam kondisi segar dan layak konsumsi.
Ia juga menambahkan bahwa daging yang tidak segera dikonsumsi wajib disimpan dalam suhu dingin, minimal di bawah 5 derajat Celsius untuk memperlambat pertumbuhan mikroba.
Idul Adha bukan hanya momen ibadah, tetapi juga ajang berbagi rezeki dan kepedulian sosial. Oleh karena itu, penting bagi seluruh masyarakat dan panitia kurban untuk:
1. Menggunakan kemasan yang aman dan bersih
2. Memisahkan jenis daging dalam pembagian
3. Menghindari plastik daur ulang
4. Menjaga suhu dan kualitas daging selama proses distribusi
Dengan mengikuti panduan dari ahli, pembagian daging kurban bisa dilakukan dengan cara yang lebih aman, sehat, dan tetap sesuai syariat.
Selain meraih pahala, langkah ini juga melindungi kesehatan penerima daging dan mendukung lingkungan yang lebih bersih.