Purwokerto, serayunews.com
PLT Kepala Loka POM Banyumas, Winanto mengatakan, dari 13 sampel, ada empat yang positif bahan berbahaya. Dua positif formalin, yakni teri nasi dan cumi kering, dua lagi itu merupakan kerupuk kering yang belum digoreng mengandung rhodamin.
Dari hasil penelusuran, pedagang mendapatkan teri nasi dari wilayah Tegal. Sedangkan, untuk krupuk produsennya berada di daerah Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas.
“Nanti kita akan intervensi ke produsennya,” ujarnya.
Baca juga: [insert page=’satpol-pp-tempat-hiburan-malam-di-purwokerto-masih-buka-di-bulan-puasa-laporkan’ display=’link’ inline]
Sementara itu Bupati Banyumas, Achmad Husein mengimbau masyarakat agar berhati-hati membeli teri nasi maupun cumi kering. Sebab, ketika mengandung zat berbahaya maka sangat berbahaya jika dikonsumsi.
“Nanti kita surati produsennya. Kalau di Banyumas kita surati, kalau di kabupaten lain kita koordinasi antar Dinperindag pemerintah daerah lain,” katanya.
Sedangkan untuk penjual kerupuk mengandung rhodamin, bupati mengaku, sudah membeli semua kerupuk tersebut. Sehingga, pedagang tidak menjual kembali kerupuk tersebut ke masyarakat.
“Kita sudah mengingatkan dan saya ganti uangnya pakai uang pribadi saya. Kalau nanti dia jualan lagi saya buang, bahkan kalau bandel-bandel izinnya bisa saya cabut,” ujar dia.
Selain itu, bupati juga mengungkapkan dalam kunjungan tersebut, dia bersama dengan pejabat lingkungan Pemkab Banyumas memantau ketersediaan stok bahan makanan selama bulan Ramadan.
“Stok bahan makanan saya tanya tadi aman sampai Lebaran. Terkait masalah harga sampai hari ini stabil,” ujarnya.