Cilacap, serayunews.com
Hal itu seperti pernyataan Kepala Bidang Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Cilacap, Melati Asih.
“Dari pendataan kami, total ada 1.627 hektare sawah yang terendam banjir. Sedangkan yang terancam gagal panen itu ada di 3 kecamatan, di Kawunganten 750 hektare, Patimuan 45 hektare, dan di Kroya 19 hektare,” katanya kepada serayunews.com, Selasa (11/10/2022).
Sementara, jumlah luasan lahan persawahan yang pasti puso atau gagal panen yakni sebanyak 370 hektare. Dari jumlah tersebut, kegagalan disebabkan karena tanaman padi
rusak terendam banjir pada masa-masa
persemaian hingga masa tumbuh usia 60 hari. Sehingga, padi dalam masa tersebut tidak bisa terselamatkan.
“Berbeda dengan yang sudah usia 100 hari, petani masih bisa memanen. Meski harus dijemur lebih lama atau ada yang cacat, nanti tinggal dipilih yang masih bagus,” ujarnya.
Ia menjelaskan, selain lahan tanaman padi yang sudah siap panen, banjir juga menggenangi lahan persemaian padi yang luasnya mencapai 135 hektare. Namun tak berdampak secara besar, karena hanya 5 hektar yang rusak letaknya di Kecamatan Maos.
“Nah, untuk penanganannya kami sedang usulkan bibit padi, baik melalui APBD Cilacap maupun Pemerintah Provinsi Jateng,” jelasnya.