SERAYUNEWS – Kabupaten Cilacap menghadapi ancaman serius bencana alam. Sepanjang Januari hingga Agustus 2025, tercatat 156 kejadian bencana dengan total kerugian sekitar Rp 2,5 miliar.
Angka ini menjadi alarm bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cilacap untuk meningkatkan kesiapsiagaan, terutama menjelang musim penghujan.
Sebagai langkah antisipasi, Pemkab Cilacap menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Kesiapsiagaan Bencana 2025 di Pendapa Wijayakusuma, Kamis (2/10/2025).
Acara dipimpin langsung Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, dan diikuti jajaran Forkopimda, instansi vertikal, perguruan tinggi, BUMN, BUMD, swasta, camat, hingga relawan kemanusiaan.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Cilacap, Taryo, menegaskan bahwa Cilacap adalah kabupaten terluas di Jawa Tengah dengan kerawanan bencana sangat tinggi.
Menurutnya, potensi banjir, tanah longsor, dan angin kencang bisa meningkat signifikan seiring perubahan cuaca ekstrem.
“Perubahan cuaca ekstrem menuntut kesiapsiagaan seluruh pihak. Koordinasi menjadi kunci agar langkah pencegahan dan penanganan bencana lebih cepat dan tepat,” ujarnya.
Data BPBD mencatat pada 2024 terjadi enam jenis bencana di Cilacap, dengan dominasi angin kencang (61 kali), tanah longsor (45 kali), dan banjir (18 kali).
Total kerugian mencapai Rp 5,9 miliar. Sedangkan Januari–Agustus 2025, sudah ada 156 kejadian dengan kerugian Rp 2,5 miliar.
Bupati Cilacap, Syamsul Auliya Rachman, menegaskan pentingnya langkah mitigasi sistematis melalui tiga strategi utama: preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
“Upaya preventif bisa dilakukan melalui pendekatan ilmu pengetahuan dan pemanfaatan peralatan. Saat penanganan (kuratif), semua pihak harus tersinkronisasi agar lebih terarah. Adapun pascabencana (rehabilitatif), termasuk relokasi dan pemulihan mental korban, perlu dipersiapkan dengan matang,” kata Syamsul.
Ia juga menekankan pentingnya peran relawan dalam kerangka hexahelix. Relawan dianggap sebagai garda terdepan untuk memberikan informasi cepat, pertolongan darurat, hingga distribusi bantuan bagi masyarakat terdampak.
Rakor ini juga menghadirkan paparan dari BMKG Cilacap terkait prakiraan cuaca ekstrem. Forkopimda menambahkan arahan terkait sinergi pengamanan dan penanganan darurat.
Dengan meningkatnya frekuensi bencana, Pemkab Cilacap berkomitmen memperkuat koordinasi lintas sektor. Targetnya jelas: menekan kerugian dan mengupayakan zero victim dalam setiap kejadian bencana.